Provinsi Malut dan Sulteng Ketiban 'Durian Runtuh' Akibat Hilirisasi

Bisnis.com,05 Feb 2024, 16:46 WIB
Penulis: Maria Elena
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 2 provinsi yang mendapat keuntungan atau 'durian runtuh' dari kebijakan hilirisasi nikel

BPS mengatakan Maluku Utara dan Sulawesi Tengah tercatat sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada 2023.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa Provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan tertinggi, sebesar 20,49%, yang kemudian diikuti oleh Sulawesi Tengah sebesar 11,91%.

“Itu terutama didorong oleh pertumbuhan yang impresif dari lapangan usaha industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian,” katanya dalam konferensi pers,” katanya dalam konferensi pers, Senin (5/2/2024).

Amalia menjelaskan bahwa industri yang cukup besar di kedua provinsi tersebut berasal dari industri olahan barang tambang, terutama industri feronikel.

“Jadi memang dapat ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi yang ataupun yang kita sebut dengan program hilirisasi nikel di kedua provinsi tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan yang cukup tinggi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, secara nasional, pertumbuhan ekonomi pada 2023 tetap kuat dengan tingkat 5,05%, meski melambat dari tahun 2022 yang sebesar 5,31%.

Amalia mengatakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi secara nasional pada 2023 yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi.

Kelima sektor tersebut mencatatkan pertumbuhan positif, masing-masing sebesar 4,64%, 4,85%, 1,30%, 6,12%, dan 4,91%.

Adapun, sepanjang 2023, industri pengolahan masih menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu mencapai 0,95% dari total angka pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini