Bisnis.com, JAKARTA — ‘Adu urat’ menyoal harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng antara pemerintah dan pelaku usaha belum menemukan titik tengah. Permintaan pebisnis agar HET atau harga minyak goreng naik kemungkinan tidak segera terakomodasi dan berpotensi memicu kelangkaan suplai.
Saat ini, pelaku usaha menahan pasokan minyak goreng sembari menanti penyesuaian HET, guna menghindari risiko jual rugi. Hal tersebut dilakukan mengantisipasi lonjakan permintaan saat Ramadan yang tinggal menghitung pekan.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, risiko jual rugi muncul setelah pelaku usaha mempertimbangkan sejumlah komponen pengeluaran, mulai dari biaya pengilangan, aktivitas perkebunan, ongkos produksi, dan lain-lain.