Pertumbuhan Ekonomi Maluku dan Papua Tertinggi, Ini Faktor Pemicunya

Bisnis.com,06 Feb 2024, 15:12 WIB
Penulis: Redaksi
Converter slag skimming di pabrik pengolahan nikel./Bloomberg-Dimas Ardian.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kelompok provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif (c-to-c) tertinggi pada 2023 adalah Maluku dan Papua dengan angka 6,94 persen.

“Secara nasional, pertumbuhan ekonomi tahunan tertinggi tercatat di Provinsi Maluku Utara sebesar 20,49 persen,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Oleh karena itu, Provinsi Maluku Utara pun menjadi sumber pertumbuhan tertinggi untuk kelompok Provinsi Maluku dan Papua dengan kontribusi sebesar 2,67%.

Sementara itu, Papua Tengah berkontribusi sebesar 1,84%, Papua Barat dan Papua masing-masing 0,65%, Maluku 0,56%, Papua Selatan 0,24%, Papua Pegunungan 0,19%, serta Papua Barat Daya 0,14%.

Amalia menuturkan bahwa lapangan usaha yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku dan Papua adalah industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.

Selain Maluku dan Papua, ia mengatakan bahwa kelompok provinsi lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif di atas 5% adalah Sulawesi (6,37%) dan Kalimantan (5,43%).

Sulawesi Tengah menjadi sumber pertumbuhan utama di wilayah Sulawesi dengan kontribusi sebesar 2,58%, sedangkan di daerah Kalimantan sumber pertumbuhan utamanya adalah Kalimantan Timur dengan kontribusi 3,24%.

Sementara itu, wilayah Jawa mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan secara kumulatif sebesar 4,96%, Sumatera 4,69%, sedangkan Bali dan Nusa Tenggara 4%.

Meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi, BPS mencatat bahwa kelompok Provinsi Maluku dan Papua bukanlah kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 2023 karena hanya menyumbang sebesar 2,58%.

Penyumbang PDB ADHB terbesar adalah wilayah Jawa dengan 57,05%, diikuti oleh Sumatera 22,01%, Kalimantan 8,49%, Sulawesi 7,1%, serta Bali dan Nusa Tenggara 2,77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini