Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatat premi asuransi jiwa berdasarkan bisnis baru maupun lanjutan relatif stabil pada kuartal III/2023. Sementara untuk sepanjang tahun 2023 masih dalam proses audit.
“Komposisi premi lanjutan dan premi baru pada periode Q3/2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, relatif stabil,” tutur CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman saat dihubungi Bisnis, Rabu (14/2/2024).
Edy pun optimistis pada tahun ini industri asuransi tetap tumbuh dan diminati. Meskipun dirinya menyadari bahwa pergantian pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini, mendorong situasi wait and see dari konsumen maupun dari investor.
Selain aspek pergantian pemerintahan, yang perlu dilihat adalah bagaimana tren konsumen juga berubah dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada pandemi Covid-19, di mana ada perubahan cara konsumen berinteraksi yang tadinya secara tradisional melakukan tatap muka hingga menjadi digital atau virtual.
Menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan tren konsumen tersebut, Edy mengatakan Generali Indonesia melakukan eksplorasi model bisnis B2B2C dengan menggaet mitra distribusi strategis lainnya, dengan menggandeng institusi-institusi non perbankan, seperti PT Pos dan juga melakukan B2D direct business secara digital.
“Dengan premi yang sangat terjangkau, proses yang instan serta manfaat ganda, yakni proteksi jiwa dan waqaf, produk yang diperkenalkan adalah akuberbagi.com yang merupakan asuransi online berbasis syariah, yang dapat dimiliki oleh semua kalangan,” katanya.
Dia berharap dengan strategi tersebut penetrasi asuransi akan terus bertambah dengan optimalisasi model bisnis yang sesuai dengan tren kebutuhan nasabah.
“Pangsa pasar di Indonesia sendiri sangatlah luas yang terdiri dari berbagai segmen yang berbeda dan masing-masing segmen memiliki kebutuhan proteksi tersendiri. Di setiap segmen nya, nasabah memiliki kebutuhan dan prioritas proteksi yang berbeda satu sama lain, dan ini tentunya sangat berkaitan dalam rangkaian produk asuransi yang dibutuhkan,” ungkap Edy.
Secara industri, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa berdasarkan bisnis baru mencapai Rp77,71 triliun pada kuartal III/2023. Angka tersebut turun 12,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp89 triliun. Sementara premi lanjutannya naik tipis 0,5% sebanyak Rp54,33 triliun dari sebelumnya Rp54,07 pada 2022.
Kendati demikian, premi bisnis masih menjadi kontributor utama dengan proporsi 58,8%. Akumulasi pendapatan premi asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp132 triliun kuartal III/2023 yang terkontraksi sebanyak 7,93% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel