Menilik Janji Prabowo-Gibran Lunasi Utang Petani & Nelayan, Termasuk Pinjol

Bisnis.com,16 Feb 2024, 19:53 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto melakukan pencoblosan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 033 Bojong Koneng, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Utang para petani dan nelayan menjadi perhatian salah satu pasangan calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming. 

Pasangan calon nomor urut 2 tersebut berjanji akan memutihkan utang para petani dan nelayan. Hal tersebut diungkapkan oleh Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran Hashim Djojohadikusumo dalam kampanye di Semarang beberapa waktu silam. 

Dia mengatakan bahwa ada lebih dari 5 juta petani dan nelayan yang masih terlilit utang berat. Bahkan, dia mendapati ratusan nelayan di kampung nelayan di Bekasi, Jawa Berat, 90% terlilit utang. 

“Di situ saya bisa katakan Prabowo-Gibran bertekad untuk menghapus semua utang itu agar petani dan nelayan tidak dililit hutang lagi. Akan diadakan pemutihan, supaya nelayan tidak perlu ke renternir lagi dan tidak perlu ke pinjol lagi,” kata Hashim. 

Menyejahterakan petani menjadi salah satu visi misi dan program Prabowo-Gibran, di mana mereka berharap semua petani tersenyum karena harga jual produk mereka bagus.

Adapun, programnya dengan mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. Guna mencapai swasembada pangan dibutuhkan peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. 

Di industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjol sendiri, beberapa pemain di sektor pertanian mengalami gagal bayar. Seperti halnya yang dialami oleh TaniFund dan iGrow. 

Hal tersebur disebabkan beberapa borrower yakni petani tidak bisa menbayar kembali utangnya. TaniFund misalnya memiliki l rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) dalam platform sebesar 63,93% per 16 Februari 2024.

Hal ini juga menunjukkan tingginya tingkat kelalaian penyelesaian kewajiban kepada lender, yang mana ambang batas dari OJK tak lebih dari 5%. TaniFund saat ini dalam pantauan regulator lantaran kasus kredit macet tersebut. 

Di sisi lain, iGrow juga mencatatkan rasio tingkat TWP90 mencapai 46,56% per 16 Februari 2024. iGrow mengklaim telah menyalurkan kredit lebih dari Rp340 miliar ke lebih dari 10.000 petani di Indonesia.

Jawaban TKN Prabowo-Gibran

Dikonfirmasi lebih lanjut, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Drajad Hari Wibowo menyebutkan bahwa program pemutihan utang petani dan nelayan tersebut tak menyasar platform fintech peer to peer (P2P) lending.

Drajad mengatakan apabila pemutihan dilakukan kepada pinjaman yang sifatnya konsumtif dapat menimbulkan moral hazard.

Namun, dia mengatakan tidak menutup kemungkinan apabila utang fintech P2P lending tersebut ada kaitannya dengan program pasti akan dievaluasi lebih lanjut.

Ekonomi senior itu menjelaskan bahwa sejatinya program pemutihan utang petani dan nelayan untuk program kredit produktif seperti halnya Kredit Usaha Produktiif (KUP).

“Kan banyak petani sama nelayan yang dapat utang program tapi enggak bisa bayar,” kata Drajad dihubungi Bisnis, Jumat (16/2/2024).

Lebih lanjut, Drajad menyebut nantinya tidak semua petani dan nelayan juga bisa mengikuti program tersebut. Menurutnya ada skala prioritas, kriteria kelayakan, hingga kriteria besaran.

“Jadi enggak asal tebar saja, kriteria petani atau nelayan yang mendapatkan pemutihan juga diperhatikan,” ungkapnya.

Lantas, akankah Prabowo-Gibran merealisasikan janjinya untuk melunasi utang petani dan nelayan? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini