Sejarah "Silent Majority", Istilah Politik yang Disebut Menangkan Prabowo-Gibran

Bisnis.com,16 Feb 2024, 12:17 WIB
Penulis: Restu Wahyuning Asih
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto melakukan pencoblosan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 033 Bojong Koneng, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam perhitungan cepat atau quick count pada Pilpres 2024.

Pasangan ini memperoleh lebih dari 50% suara yang diumumkan oleh sejumlah lembaga survei.

Kemudian hasil dari real count yang diunggah KPU per Jumat (16/2/2024), Prabowo-Gibran juga unggul dengan perolehan suara 29.162.439 atau 56,88%.

Kemenangan Prabowo-Gibran ini diduga paling banyak diberikan oleh mereka yang tergolong sebagai silent majority.

Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua TKD Prabowo-Gibran Jabar, Ridwan Kamil.

“Atas nama Pak Prabowo dan Mas Gibran, saya menghaturkan terima kasih, terutama kepada rakyat Jabar yang sudah mendukung, yang saya sebut dengan silent majority ya, yang mungkin tidak ramai di medsos tapi mereka membuktikan aspirasi di hari H TPS-nya,” ungkap Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Apa itu silent majority?

Silent Majority merupakan istilah viral di media sosial yang menjadi pertanda suara masyarakat tak terlihat.

Menurut Ridwan Kamil, silent majority adalah mereka yang kerap memperhatikan terkait Pemilu namun jarang berkomentar di media sosial.

“Mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting #politik,” ujar Ridwan Kamil di media sosialnya.

Kamus Oxford menuliskan bahwa silent majority atau mayoritas diam, secara konteks merujuk pada sekelompok besar orang di suatu negara yang tidak menyatakan pendapat terkait sesuatu atau tidak mengungkapkan pendapatnya secara terbuka.

Silent majority ini biasanya tidak aktif menyuarakan pendapat politiknya secara terbuka. Namun mereka dianggap sebagai basis kekuataan yang masif.

Mengutip Political Dictionary, silent majority juga bisa mengacu pada sekelompok besar pemilih yang merasa terpinggirkan, dibungkam, atau kurang terlayani oleh sistem politik yang ada. 

Secara umum diasumsikan bahwa, jika mereka memberikan suara secara massal, “mayoritas” ini akan memiliki kemampuan yang sangat besar untuk mempengaruhi hasil suatu pemilu.

Sejarah Silent Majority

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini