Bisnis.com, JAKARTA- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan industri jasa keuangan terus bertumbuh pada tahun ini. Termasuk industri perbankan, pasar modal, hingga pembiayaan.
“Kami optimistis tren positif kinerja sektor keuangan di 2024 akan berlanjut,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Untuk kredit perbankan, Mahendra mengatakan bahwa regulator memproyeksikan kredit perbankan bisa tumbuh 9%-11% yang didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga 6%-8%.
Di pasar modal, penghimpunan dana ditargetkan mencapai Rp200 triliun.
Piutang pembiayaan perusahaan multifinance diproyeksikan tumbuh double digit mencapai 10–12%, sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Aset asuransi juga diperkirakan tumbuh sampai 4–6% di tengah program reformasi yang dilakukan OJK.
Aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 10–12% dan aset penjaminan 9%-11%.
Mahendra mengatakan untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja sama dan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya.
Mahendra melaporkan bahwa sektor jasa keuangan tumbuh positif pada 2023, ditopang oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
“Dari aspek intermediasi kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit dengan risiko kredit yang relatif terkendali, sementara penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampai target Rp200 triliun dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan dengan negara-negara kawasan,” tuturnya.
Mahendra mengatakan minat berinvestasi di pasar modal juga terus tumbuh dengan jumlah investor bertumbuh lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.
Di sisi lain, lanjut dia, di tengah normalisasi kebijakan moneter yang terus berlanjut serta tekanan terhadap arus investasi, likuiditas pada sektor jasa keuangan terjaga berada di atas ambang batas ketentuan.
Walaupun pengaruhnya telah terlihat dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang termoderasi, dia menilai solvabilitas industri jasa keuangan juga terpantau solid.
“Baik di sektor perbankan, perusahaan pembiayaan maupun asuransi dan dana pensiun. Bahkan sektor perbankan mencatatkan 27,65% di atas negara-negara kawasan, kredit restrukturisasi covid-19 terus turun mencerminkan sektor riil sudah bangkit,” tutur Mahendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel