Rupiah Ditutup Melemah, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga BI Rate

Bisnis.com,20 Feb 2024, 16:00 WIB
Penulis: Artha Adventy
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.660 per dolar AS pada hari ini, Selasa (20/2/2024) seiring dengan prediksi Bank Indonesia menahan suku bunga BI Rate. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.660 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (20/2/2024) seiring dengan prediksi Bank Indonesia menahan suku bunga BI Rate di level 6%.

Rupiah ditutup turun 0,19% atau 29 poin ke posisi Rp15.660 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,08% ke posisi 104,26. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi terhadap Dolar AS. Yen Jepang melemah 0,13%, dolar Hong Kong melemah ),01%, dolar Taiwan melemah 0,32%, won Korea melemah 0,18%, ringgit Malaysia melemah 0,24% dan baht Thailand turun 0,27%. 

Sementara itu, mata uang yang menguat adalah yuan China menguat 0,01% dan rupee India menguat 0,06%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pedagang mulai memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed setelah serangkaian pembacaan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Januari, sementara beberapa pejabat Fed juga memperingatkan agar tidak bertaruh pada penurunan suku bunga lebih awal.

Risalah pertemuan terakhir The Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu, kemungkinan akan menjadi rilis utama bagi investor minggu ini. Investor memperkirakan penurunan suku bunga The Fed sekitar 90 basis poin tahun ini, menurut perkiraan pasar uang, turun tajam dari sekitar 145 basis poin pada awal Februari.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal menahan suku bunga alias BI Rate tetap di level 6% pada pertemuan 20-21 Februari 2024 lantaran inflasi dalam negeri saat ini tetap dapat terjaga.

Pada bulan Januari 2024 menunjukkan inflasi tahunan mencapai 2,57% alias lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun lampau yang mencapai 5,28%.

Di sepanjang tahun 2024, rupiah diperkirakan bakal menunjukkan stabilitas nilai tukar yang condong menguat, didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan imbal hasil (yield) obligasi negara maju, serta penurunan tekanan penguatan dolar AS.

Selain itu, ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India tetap kuat berkah konsumsi rumah tangga dan investasi yang terus mendukung. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat lantaran konsumsi rumah tangga dan investasi tetap lesu, dipengaruhi oleh pelemahan sektor properti dan keterbatasan stimulus fiskal.

Sementara itu, untuk perdagangan besok, Rabu (21/2/2024) mata uang rupiah fluktuatif, tetapi ditutup melemah direntang  Rp15.650 - Rp15.720 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini