Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan harga beras yang signifikan usai Pemilu dan menjelang Ramadan hingga fenomena kelangkaan di ritel modern dianggap sebagai anomali. Pengawasan distribusi beras dinilai perlu diperketat.
Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, memandang, stok beras di dalam negeri seharusnya mencukupi, alih-alih langka seperti saat ini.
Musababnya, data Sistem Nasional Neraca Komoditas (Sinas-NK) yang dihimpun Bapanas memperkirakan stok beras di awal tahun secara nasional mencapai 7,3 juta ton, sedangkan rata-rata konsumsi nasional berada di kisaran 2,5 juta ton per bulan.