Pemakaian Biomassa di Pembangkit PLN NTB Mencapai 11.015,36 Ton

Bisnis.com,22 Feb 2024, 12:25 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Biomassa dari sampah yang digunakan untuk co-firing atau bahan bakar pendamping batu bara PLTU./PLN

Bisnis.com, DENPASAR - Pemakaian biomassa di pembanglit PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2023 mencapai 11.015,36 ton atau naik sebesar 87,41% dari 2022.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo menyebutkan bahwa pemakaian biomassa di Pulau Lombok pada tahun 2023 mencapai 8.581,14 ton atau meningkat sebesar 103,20% sedangkan pemakaian Biomassa di Pulau Sumbawa mencapai 2.434,22 ton atau meningkat sebesar 47,12%. Hal ini merupakan upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission.

“Penggunaan Biomassa pada proses co-firing di PLTU di NTB cukup menggembirakan. Terbukti bahwa dengan pemakaian Biomassa sebesar 11.015,36 Ton selama tahun 2023, mampu menghasilkan listrik sebesar 8.267 MWh atau sebesar 128,77 persen, melampaui dari target yang diberikan PLN Pusat,” jelas Sudjarwo dari siaran pers, Kamis (22/2/2024).

Produksi listrik dari proses co-firing biomassa sendiri sebesar 7,21% dari produksi listrik energi baru terbarukan di provinsi NTB. Komposisi penghasil energi bersih terbesar memang masih dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) yakni sebesar 49,56% dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 43,24%. 

Meskipun lebih rendah daripada PLTS, akan tetapi penggunaan biomassa ini mampu berfungsi sebagai base load sistem kelistrikan, yakni tidak terbatas waktu penggunaan selama sumber bahan bakunya tersedia. Hal ini berbeda dengan PLTS yang bersifat intermittent atau tergantung pada paparan sinar matahari.

PLN juga berkolaborasi dengan Pemprov NTB dalam mempercepat substitusi batubara di pembangkit. Kerjasama dilakukan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menggunakan biomassa untuk pengganti batubara (Co-Firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, Sahdan menjelaskan penggunaan biomassa yang meningkat secara signifikan merupakan bagian dari komitmen Pemprov dalam pengembangan green energy sesuai dengan yang disampaikan oleh Wakil Gubernur NTB ketika berbicara di Glasgow.

Menurutnya masyarakat NTB mendukung penuh program green energy ini dengan menyediakan bahan baku seperti bonggol jagung. 

“Bukan hanya PLN saja yang berjuang, tapi masyarakat selaku penyedia barang-barang ini (biomassa) juga saling bahu membahu, karena ini adalah bahannya ada di sekitar kita dan bisa kita tanam dan bisa kita dapatkan. Contoh, bahan baku biomassa ini adalah dari bonggol jagung, bahan-bahan ini sangat melimpah,” kata Sahdan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini