Bisnis.com, JAKARTA -- Salah satu direksi PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) yakni Riduan tercatat aktif memborong saham BMRI pada bulan ini dengan merogoh kocek total Rp2,16 miliar.
Berdasarkan keterbukaan, Direktur Commercial Banking Bank Mandiri ini memborong saham BMRI dalam tiga kali transaksi. Pertama, Riduan menjalankan transaksi pembelian 50.000 lembar saham BMRI pada 15 Februari 2024 di level harga Rp7.200.
Kemudian, Riduan memborong 200.000 saham BMRI pada 15 Februari 2024 di level harga Rp7.200. Per 16 Februari 2024, Riduan juga mencatatkan pembelian 50.000 lembar saham BMRI di level harga Rp7.250.
"Tujuan transaksi adalah untuk investasi," tulis Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman pada beberapa waktu lalu di keterbukaan informasi.
Total, Riduan yang pernah menjabat sebagai direktur keuangan dan investasi BPJS Kesehatan itu memborong 300.000 lembar saham BMRI di level harga Rp7.200 dan Rp7.250 per lembar. Riduan pun merogoh kocek Rp2,16 miliar dalam aksi pembelian saham BMRI itu.
Pada akhir tahun lalu, Riduan pun aktif membeli saham BMRI. Dalam sebulan pada November 2023, Riduan merogoh kocek Rp5,53 miliar untuk berbelanja saham BMRI.
Dengan geliat pembelian saham BMRI itu, jumlah kepemilikan saham Riduan pun menebal. Tercatat, Riduan menggenggam 7,3 juta lembar saham BMRI. Di tengah geliat pembelian saham BMRI oleh jajaran direksinya itu, harga saham BMRI memang dinilai prospektif. BMRI mencatatkan peningkatan harga saham 1,4% menjadi Rp7.250 pada penutupan perdagangan Rabu (21/2/2024).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan harga saham bank-bank jumbo, seperti BMRI memang masih prospektif.
"Pada 2024 ada potensi peningkatan kredit konsumer seiring dengan penerapan suku bunga acuan yang longgar dari bank sentral. Bank jumbo juga bisa mengurangi risiko kredit dan menekan NPL [nonperforming loan]. Bank jumbo juga rajin bagikan dividen dan ini menarik bagi para pelaku investor," kata Nafan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan bank jumbo seperti BMRI masih memiliki prospek bagus karena fundamental yang kuat serta valuasi yang menarik (undervalued) atau fairvalued.
"Prospek pada 2024 juga bagus karena secara historis kalau kita lihat saat kampanye pemilu salah satu best performer adalah sektor keuangan yaitu perbankan," ujar Arjun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel