Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka lanjut melemah ke posisi Rp15.623 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (26/2/2024).
Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,16% atau 25 poin ke level Rp15.623 per dolar AS, setelah terkoreksi pada akhir pekan lalu. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,06% ke posisi 103,99.
Adapun, mata uang kawasan Asia lainnya yang terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini misalnya, dolar Singapura turun 0,10%, won Korea melemah 0,06%, peso Filipina melemah 0,05%, yuan China turun 0,02%, baht Thailand turun 0,06% dan rupee India terkoreksi 0,13%.
Sementara itu, mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yaitu yen Jepang naik 0,05%, dolar Hongkong naik 0,01%, dolar Taiwan menguat 0,02%, dan ringgit Malaysia menguat 0,02%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, untuk perdagangan hari ini Senin (26/2/2024), mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.580 hingga Rp15.650.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi rupiah. Dari sisi luar negeri, menurut Ibrahim, komentar The Fed yang hawkish dan data tenaga kerja AS yang kuat semakin melemahkan taruhan awal penurunan suku bunga.
Lebih lanjut dia mengatakan, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Kamis (22/2/2024) malam bahwa pihaknya memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi AS sedang mendingin, sebelum bank sentral mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Adapun, prospek suku bunga The Fed yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko tinggi dan yang berisiko rendah semakin menyempit.
"Gagasan ini membuat sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah pada minggu ini," ujar Ibrahim dalam riset dikutip Senin (26/2/2024). Ibrahim mengatakan, alat CME Fedwatch menunjukkan para pelaku pasar semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Mei dan Juni 2024.
Dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar US$8,6 miliar pada kuartal IV/2023 dibandingkan dengan kinerja kuartal sebelumnya yang mencatat defisit US$1,5 miliar, sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan signifikan, dari defisit US$0,1 miliar pada kuartal III/2023 menjadi surplus US$9,8 miliar pada kuartal IV/2023. Kinerja positif ini terutama ditopang oleh aliran investasi portofolio yang kembali masuk ke pasar keuangan domestik.
Lalu, berapa kurs dolar AS di BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI hari ini, Senin (26/2/2024)?
Kurs Jual Beli Dolar AS di BCA Hari Ini
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.07 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.625 dan harga jual sebesar Rp15.645 berdasarkan e-rate.
Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.07 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp15.460 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.760 per dolar AS.
Kurs. Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.460 15.760
E Rate 15.625 15.645
Bank Notes 15.460 15.760
Kurs Jual Beli Dolar AS di BRI Hari Ini
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 08.52 WIB masing-masing sebesar Rp15.565 dan Rp15.655 untuk e-rate.
Kemudian BRI menetapkan harga beli TT counter sebesar Rp15.495 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.745 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.495 15.745
E Rate 15.565 15.655
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel