Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) memberikan jawaban ke Bursa terkait dengan kabar divestasi kepemilikan saham yang akan dilakukan dua bank milik negara, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
Berdasarkan keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta klarifikasi terhadap BSI atas kabar yang berkembang terkait dengan divestasi saham tersebut.
"Namun, perseroan tidak dapat memberikan informasi lebih jauh, dikarenakan hal tersebut sepenuhnya merupakan ranah pemegang saham perseroan," tulis Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo pada Selasa (27/2/2024).
Gunawan menyampaikan bahwa sebagai perusahaan tercatat, BSI akan senantiasa mematuhi ketentuan tentang kewajiban penyampaian Informasi. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada informasi dan/atau kejadian penting lainnya yang belum diungkapkan kepada publik.
Sebelumnya, Kementerian BUMN memberikan informasi terkait upaya divestasi saham BSI oleh BNI dan BRI. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan divestasi ditargetkan akan selesai sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024.
Dalam langkah divestasi itu, BNI dan BRI akan keluar dari jajaran pemegang saham BSI. Posisi yang ditinggalkan oleh BNI dan BRI kemudian diisi oleh investor baru. Dia mengatakan ada dua opsi yang saat ini sedang dipertimbangkan Kementerian BUMN dalam langkah divestasi itu.
“Bisa lewat strategic investor atau bisa juga ke publik,” ujar Arya Sinulingga saat ditemui awak media di Jakarta Pusat pada pekan lalu (21/2/024).
Menurutnya, langkah menggandeng investor ataupun menambah saham publik diyakini mampu meningkatkan kapitalisasi market BRIS. Kendati demikian, Arya tidak menyebutkan calon investor strategis yang memiliki ketertarikan untuk mengambil alih saham perseroan.
Sementara, kedua bank yang akan menjalankan divestasi saham di BSI juga telah buka suara. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan perseroan masih terus mengkaji proses yang ada dan membuka peluang untuk mempertimbangkan kehadiran investor strategis.
“Kami dukung BRIS untuk tumbuh [berkinerja] bagus. Tapi, sebagai pemegang saham ya kita dukung dong [model bisnis BRIS],” ujarnya usai agenda PTIJK 2024, pekan lalu (20/2/2024)
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan juga akan selalu menghormati setiap arahan dari pemegang saham, yakni pemerintah dalam menjalankan setiap aksi korporasi.
"Kita hormati, ikuti arahan, termasuk dari kementerian [Kementerian BUMN], bentuk bank syariah yang besar. Tujuannya untuk meningkatkan laju percepatan market share syariah," kata Sunarso dalam acara Ngopi BUMN pada tahun lalu (26/10/2023).
Adapun, saat ini BNI dan BRI masih menggenggam kepemilikan saham di BSI masing-masing 23,24% dan 15,38%. Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi pemegang saham terbesar yakni 51,47%. Posisi Bank Mandiri sebagai pemegang saham pengendali BSI pun tidak akan tergeser.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel