Industri Mebel Kecipratan Berkah Pembangunan IKN

Bisnis.com,27 Feb 2024, 16:33 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) mengandalkan potensi permintaan furnitur dari pembangunan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk menekan ketergantungan impor mebel.

Deputy of General Secretary Asmindo, Indrawan mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan badan usaha milik otorita (BUMO), PT Bina Karya (Persero) untuk memenuhi kebutuhan mebel di megaproyek tersebut. 

"Benar [pasok kebutuhan mebel di IKN], terutama dari Usaha Kecil dan Menengah [UKM] nanti Asmindo akan kurasi produk-produknya" kata Indrawan kepada Bisnis, Selasa (26/2/2024).

Kerja sama tersebut dilakukan juga dalam rangka peningkatan penguasaan pasar domestik, khususnya bagi pelaku UKM yang mendominasi sektor mebel dan kerajinan nasional dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor mebel dan kerajinan RI mencapai US$1,7 miliar pada tahun 2023, meningkat dari tahun 2022 sebesar US$1,5 miliar dan impor pada 2021 senilai US$1,3 miliar.

Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat, menampaikan bahwa pangsa pasar mebel dan kerajinan domestik merupakan pasar potensial yang harus dimanfaatkan, khususnya pada pembangunan IKN.

"Tren ini memberikan peluang besar bagi produsen dalam negeri khususnya UKM, untuk dapat terus meningkatkan kualitasnya sehingga dapat bersaing di pasar domesti. Dengan demikian kita dapat mengurangi ketergantungan pada produk-produk impor," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Asmindo mulai mengoptimalkan pasar domestik untuk menutupi pelemahan kinerja ekspor akibat permintaan global yang mulai menyusut.

Pada 2023, Dedy menyebutkan kinerja penjualan furnitur mencapai US$1,1 miliar pada semester pertama, dengan target US$2,2 miliar sepanjang tahun. Kinerja ekspor RI tertinggal jauh dari Vietnam dan Malaysia dengan pangsa ekspor lebih besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk furnitur (kode HS 94) mengalami penurunan dari US$3 miliar pada tahun 2021 menjadi US$2,9 miliar pada tahun 2022.

"Untuk itu, kami berharap pelaku UKM mebel dan kerajinan nasional mendapat perhatian pemerintah dan diberikan kemudahan untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan IKN," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini