PUPR Bangun Bendungan Pertama di Sulawesi Barat Senilai Rp1,02 Triliun

Bisnis.com,27 Feb 2024, 11:05 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat /Dok. Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Budong-Budong yang merupakan bendungan pertama di Sulawesi Barat (Sulbar).

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menuturkan, proyek bendungan yang terletak di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat itu menelan anggaran mencapai Rp1,02 triliun.

Konstruksi Bendungan Budong-Budong di Sulbar itu ditujukan guna melakukan pemerataan pembangunan yang nantinya juga diharapkan mampu mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing nasional.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (27/2/2024).

Sebagai informasi, Bendungan Budong-Budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 65,18 juta m3 dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.

Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR, Dedi Yudha Lesmana, mengatakan bahwa kontrak konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak 8 Desember 2020, sedangkan pekerjaan konstruksi bendungan dimulai September 2023.

"Pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi dengan progres fisik 27%," ujarnya.

Secara lebih terperinci, pembangunan Bendungan Budong-Budong dilaksanakan oleh kontraktor PT Abipraya-Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT Indra Karya - PT Tuah Agung Anugrah - PT Ciriajasa E.C, KSO dengan biaya sebesar Rp1,02 triliun.

Nantinya, Bendungan Budong-Budong bakal memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik. Mengingat, Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini