Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan atau multifinance telah menargetkan pertumbuhan pada pembiayaan berbasis syariah tahun ini.
Peningkatan tersebut diyakini lantaran pembiayaan syariah menjadi salah satu alternatif yang diambil oleh masyarakat yang ingin menikmati fasilitas kredit.
Seperti halnya PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, (Adira Finance) yang memproyeksikan peningkatan pembiayaan syariah di kisaran 10–14% secara tahunan (year-on-year/yoy) lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada 2023.
“Kami juga masih mengandalkan pilihan skema pembiayaan syariah bisa tercapai 21–22% dari total piutang dan pembiayaan baru Adira Finance,” kata Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani saat dihubungi Bisnis, Senin (26/2/2024).
Adapun, fasilitas pembiayaan syariah Adira Finance dapat digunakan untuk kredit sepeda motor, mobil, ataupun fasilitas dana serta modal kerja.
Sepanjang 2023, pembiayaan baru Adira Finance di segmen syariah mengalami kenaikan sebesar 34% yoy menjadi Rp8,9 triliun. Pembiayaan syariah ini mewakili 21% dari total pembiayaan baru perseroan yang mencapai Rp41,6 triliun atau naik sebesar 31% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adira Finance mencatat ekspansi pembiayaan syariah ini didukung oleh kegiatan pemasaran yang agresif, ekspansi dari kanal-kanal penjualan di komunitas syariah, kampanye edukasi masyarakat, dan produk-produk seperti Adira Multi Dana Syariah (AMANAH), sebuah solusi multi-financing yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Di sisi lain, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) atau CIMB Niaga Finance menargetkan pembiayaan baru syariah bisa tumbuh menjadi Rp5,5 triliun atau meningkat 19% jika dibandingkan pada 2023.
CNAF mencatatkan outstanding pembiayaan syariah sampai dengan bulan Desember 2023 sebanyak Rp4,6 triliun. Angka ini tumbuh 35% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Rp3,4 trilliun.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan untuk mewujudkan target pertumbuhan ini, perseroan menerapkan beberapa strategi. Pertama mengembangkan dan memperluas layanan produk-produk yang dapat memberikan opsi dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, Ristiawan mengatakan CNAF juga akan meningkatkan penetrasi pembiayaan syariah dan pengembangan produk refinancing syariah. Tahun ini, CNAF juga tengah mempersiapkan business model baru yaitu pembiayaan haji ONH Plus dan umroh.
“Untuk saat ini CNAF sedang berkoordinasi untuk mendapatkan persetujuan dari regulator,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Minggu (25/2/2024).
Untuk mendukung diversifikasi pendanaan syariah, CNAF juga akan menerbitkan kembali sukuk pada tahun ini. Sukuk tersebut ditargetkan mencapai Rp1 triliun.
Secara keseluruhan, CNAF menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru mencapai Rp10 triliun pada 2024. Angka tersebut meningkat 15% dari target pembiayaan baru tahun 2023 sebesar Rp8,5 triliun.
PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga menargetkan pertumbuhan double digit untuk pembiayaan syariah yakni 10% dibandingkan pada 2023. Tahun lalu, anak perusahaan Bank Mandiri ini telah menyalurkan pembiayaan syariah sebanyak Rp3,6 triliun.
Angka tersebut meningkat sekitar 101% apabila dibandingkan dengan 2022, di mana MUF mencatatkan pembiayaan berskema syariah sebanyak Rp1,79 triliun pada 2022.
Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja mengatakan MUF akan melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan pembiayaan syariah tahun ini.
Beberapa diantaranya yakni melalui perluasan jaringan pemasaran syariah, hingga seluruh jaringan kantor pemasaran MUF saat ini dapat melayani penyaluran pembiayaan syariah.
Selain itu, lanjut Stanley, MUF juga terus mengembangkan produk pembiayaan syariah, salah satunya adalah pengembangan akad Ijarah, yang telah diluncurkan sejak akhir 2023 lalu. Produk tersebut pun melengkapi line up produk pembiayaan syariah yang sudah ada.
“Kami melihat pembiayaan haji dan umroh merupakan peluang yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai bagian dari pembiayaan syariah. Pasarnya cukup besar, dan terus berkembang. Dan itu pula yang menjadi salah satu alasan bagi MUF untuk mengembangkan akad Ijarah,” papar Stanley.
Secara keseluruhan, MUF berhasil mencatatkan penyaluran pembiayaan sebanyak Rp20,7 triliun pada 2023. Angka tersebut bertumbuh 15,6% apabila dibandingkan dengan Rp17,9 triliun pada 2022. Untuk tahun ini, MUF menargetkan total pertumbuhan pembiayaan meningkat 35,27% dibandingkan Rp20,7 triliun pada 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel