Harga Saham BCA Sempat Sentuh Rp10.000, Begini Jawaban Direksi Soal Rumor Stock Split

Bisnis.com,27 Feb 2024, 12:24 WIB
Penulis: Arlina Laras
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Jakarta. /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai aksi korporasi stock split saham belum diperlukan perseroan meski harga saham BBCA sempat menyentuh Rp10.000 per saham. 

Sebagaimana diketahui, harga saham BBCA pada awal perdagangan Selasa (27/2/2024) dibuka menguat 0,51% ke level Rp9.850. Kapitalisasi pasar (market cap) mencapai Rp 1.214 triliun.

Menurutnya, dengan likuiditas BCA yang masih terjaga, saham BBCA masih akan tetap mempertahankan di level Rp 10.000 per saham. 

“Sebenarnya kalau bicara investor ritel yang perlu diperhatikan adalah likuiditas di pasar juga,” ujarnya dalam kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas yang dikutip Selasa (27/2/2024)

Pada dasarnya, dia berpendapat bahwa faktor likuiditas adalah hal yang lebih penting daripada hanya memperhatikan harga saham yang terlihat murah.

Jahja mengatakan saat ini harga saham BBCA masih berada dalam kisaran yang wajar dan dapat diakses oleh berbagai jenis investor, baik ritel lokal dan asing. Mengingat, harga saham BBCA saat ini jika dikonversi ke dollar beradadi bawah US$1 per saham.

”Rp10.000 itu kan tidak sampai 1 dolar AS, itu hanya sen dolar. Bagi investor asing rese juga kalau terlalu sen dolar. Jadi kita harus balance,” ucapnya. 

Sejauh ini, dia pun membeberkan perseroan masih akan mengikuti guideline, di mana BCA akan melakukan stock split bila harga per saham dinilai memang sudah terlalu tinggi. Seperti diketahui, harga saham BBCA saat stock split pada 2021 sudah berada di level Rp30.000 per saham

Berdasarkan catatan Bisnis, BBCA memang kerap kerap melakukan aksi stock split. 

Kala 2021, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), pemegang saham memberikan restu atas aksi korporasi stock split dengan rasio 1 : 5 pada 13 Oktober 2021 (1 saham yang ada saat ini dipecah menjadi 5 saham baru). 

Itu merupakan stock split keempat kali yang dilakukan BCA semenjak melantai di Bursa pada tahun 2000 di harga Rp1.400 per saham. Di mana, hal ini dilakukan untuk menarik perhatian investor ritel. 

"Kan harga saham BCA sudah sampai Rp 30.000, sepertinya buat mereka jumlahnya cukup signifikan, terlalu tinggi,” ujar Raymon dalam public expose live saat itu (8/9/2021). 

Sehingga, stock split ini pun dilakukan oleh BCA untuk memberikan kesempatan kepada investor ritel dan investor muda agar bisa berpartisipasi untuk membeli saham BBCA. Pasalnya, selama ini mayoritas kepemilikan saham BBCA dimiliki investor institusi.

Adapun, aksi stock split pertama kali yang dilakukan BCA yakni pada 15 Mei 2001 dengan rasio 1:2 sehingga nilai nominalnya turun dari Rp500 menjadi Rp250, sehingga jumlah saham beredar naik dari 2,94 miliar saham menjadi 5,88 miliar saham. 

BCA kembali melakukan stock split pada 8 Juni 2004 dengan rasio 1:2 sehingga nominal kembali turun menjadi Rp125 dan jumlah saham beredar naik menjadi 12,26 miliar saham.  

Pada 2008, BBCA kembali memecah sahamnya dengan rasio yang sama yakni 1:2 sehingga nominal sahamnya menjadi Rp62,5 dan jumlah saham beredar kembali naik menjadi 24,65 miliar saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini