Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham emiten bank digital PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) moncer di tengah sederet langkah strategis bank baru-baru ini, seperti peluncuran aplikasi berbunga tinggi hingga 8,75% dan pengangkatan Presiden Direktur baru.
Berdasarkan data RTI Business, BBSI mencatatkan peningkatan harga saham 4,65% pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (27/2/2024) menjadi Rp4.500. Harga saham tersebut menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir.
Harga saham BBSI juga naik 3,21% dalam sepekan dan tumbuh 22,28% dalam sebulan. Adapun, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), harga saham BBSI naik 22,9%.
Moncernya kinerja saham BBSI terjadi di tengah sederet upaya bank dalam mengembangkan bisnis. Terbaru, Krom Bank resmi meluncurkan aplikasi perbankan digital Krom dengan menawarkan sejumlah keunggulan.
"Pemain bank digital sudah banyak, jadinya Krom perlu diferensiasi, fitur kompetitif, fleksibel, dan aman," kata Head Marketing Krom Bank Indonesia Felicia Thenardy dalam acara Peluncuran Layanan Perbankan Digital Krom pada Selasa (27/2/2024) di Jakarta.
Salah satu keunggulan Krom adalah penawaran bunga simpanan yang tinggi. Krom menawarkan rate berupa suku bunga tabungan 6% per tahun dan suku bunga deposito hingga 8,75% per tahun.
Selain itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Krom Bank yang digelar pada Selasa (21/2/2024) mengangkat Presiden Direktur Krom Bank Indonesia baru yakni Anton Hermawan.
Anton merupakan bankir yang berpengalaman. Selama 27 tahun dia malang melintang di industri perbankan, mulai dari PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) hingga PT Bank KEB Hana Indonesia.
Anton optimistis Krom Bank mampu bersaing di pasar bank digital Tanah Air. "Saya yakin Krom mampu bersaing di industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Kredivo Group yang telah memiliki ekosistem solid," tutur Anton.
Proyeksi Kinerja Saham Bank Digital
Meskipun Krom Bank Indonesia sebagai bank digital mencatatkan kinerja saham yang moncer, tetapi prospek saham industri bank digital diproyeksikan kurang meyakinkan.
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan harga saham bank digital biasanya dipengaruhi oleh tren.
"Harus menanti sentimen positif dari adanya aksi korporasi emiten misalnya untuk meningkatkan likuiditas juga kinerja keuangan," tuturnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu (6/2/2024).
Inflow atau aliran investasi masuk ke bank-bank digital juga kalah dan belum begitu unggul dibandingkan bank-bank lain.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan valuasi saham bank-bank digital kurang menarik bagi investor.
Bank digital juga kalah persaingan dengan emiten bank lain terutama big caps yang memiliki fundamental serta valuasi jauh lebih menarik. "Investor lebih milih investasi ke saham perbankan besar dibandingkan bank digital," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel