Bisnis.com, JAKARTA — Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) buka suara terkait rencana akuisisi yang dilakukan PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dengan mengambilalih 70% saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth).
Nantinya, Indonesia Financial Group (IFG) melalui IFG Life akan menjadi pemegang saham mayoritas Mandiri Inhealth, menggantikan Bank Mandiri yang sebelumnya menggenggam saham mayoritas.
Pasalnya, per 31 Desember 2023, emiten bersandi saham BMRI memiliki 80% saham di Mandiri Inhealth. Adapun, selepas aksi akuisisi ini, Bank Mandiri hanya akan mengantongi 20% saham Mandiri Inhealth.
Terkait aksi akuisisi tersebut, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan bahwa dalam mengoptimalisasi sinergi pengembangan bisnis di Mandiri Group, Bank Mandiri selalu melakukan asesmen potensi dan peluang bisnis yang dapat dikembangkan baik melalui kolaborasi antar perusahaan di Mandiri Group maupun dengan perusahaan lain.
“Penjualan saham Mandiri Inhealth kepada IFG Life merupakan kolaborasi antar BUMN dalam upaya mewujudkan hasil yang lebih optimal, penguasaan pasar Mandiri InHealth yang lebih besar di bisnis asuransi ini tentunya sejalan dengan strategi dan blueprint yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini melalui Kementerian BUMN,” kata Teuku kepada Bisnis, Kamis (29/2/2024).
Merujuk laporan keuangan Mandiri Inhealth, perusahaan membukukan laba bersih senilai Rp185,87 miliar per 31 Desember 2023. Laba yang dikantongi Mandiri Inhealth tumbuh 0,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp185,63 miliar.
Raihan laba Mandiri Inhealth berasal dari pendapatan premi yang meningkat 15,79% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2,96 triliun menjadi Rp3,43 triliun. Peningkatan juga terjadi pada hasil investasi yang tumbuh 24,87% yoy menjadi Rp151,93 miliar dari sebelumnya Rp121,67 miliar.
Dari sana, Mandiri Inhealth merengkuh pendapatan senilai Rp2,89 triliun, tumbuh 10,55% yoy dari Rp2,61 triliun.
Sementara itu, Mandiri Inhealth mengalami lonjakan klaim dan manfaat sebesar 19,33% yoy. Nilai klaim yang dibayar perusahaan mencapai Rp2,82 triliun per akhir tahun 2023 dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp2,36 triliun.
Kemudian, Mandiri Inhealth mencatatkan peningkatan jumlah aset sebesar 6,24% yoy menjadi Rp2,82 triliun dari sebelumnya Rp2,65 triliun.
Di mana, jumlah liabilitas naik tipis 0,68% yoy menjadi Rp1,24 triliun, sedangkan jumlah ekuitas perusahaan menebal 11,05% yoy menjadi Rp1,57 triliun.
Mandiri Inhealth memiliki rasio pencapaian solvabilitas atau risk-based capital (RBC) di level 722,18% per Desember 2023, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 562,67%. Posisi RBC yang dimiliki. Mandiri Inhealth melampaui ketentuan minimum regulator sebesar 120%.
Sementara itu, rasio kecukupan investasi (RKI) dan rasio likuiditas Mandiri Inhealth masing-masing mencapai 273,39% dan 286,54% pada akhir tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel