Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) buka suara terkait kabar divestasi kepemilikan saham yang akan dilakukan dua bank milik negara, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda tak menampik fakta bila kedua bank, yakni BRI dan BNI bakal melepas saham BSI. Akan tetapi, dia yakin bahwa Bank Mandiri tidak akan melepas kepemilikan saham di BSI.
“Karena mereka [Mandiri] mempertimbangkan bahwa [kontribusi] BSI ke Mandiri cukup signifikan, baik dari segi aset dan profitabilitas, sehingga ada wacana untuk BNI dan BRI akan lepas,” ujarnya dalam agenda virtual Emiten Corner, Rabu (28/2/2024).
Meski demikian, Rizky menyebut bahwa proses divestasi ini sedang berlangsung. Dia juga mengatakan bahwa perseroan sepenuhnya akan mengikuti arahan sesuai dengan keputusan para pemegang saham.
“Kita tidak terlibat dalam project ini. Karena, ini bagian dari strategic-nya pemegang saham BNI, BRI, maupun Kementerian, termasuk Mandiri]. Jadi, apapun hasilnya bakal memberikan dampak positif bagi BSI dan pemegang saham,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN memberikan informasi terkait upaya divestasi saham BSI oleh BNI dan BRI. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan divestasi ditargetkan akan selesai sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024.
Dalam langkah divestasi itu, BNI dan BRI akan keluar dari jajaran pemegang saham BSI. Nantinya, posisi yang ditinggalkan kedua bank itu bakal diisi oleh investor baru.
Dia mengatakan ada dua opsi yang saat ini sedang dipertimbangkan Kementerian BUMN dalam langkah divestasi itu.
“Bisa lewat strategic investor atau bisa juga ke publik,” ujar Arya Sinulingga saat ditemui awak media di Jakarta Pusat pada pekan lalu (21/2/024).
Menurutnya, langkah menggandeng investor ataupun menambah saham publik diyakini mampu meningkatkan kapitalisasi market BRIS. Kendati demikian, Arya tidak menyebutkan calon investor strategis yang memiliki ketertarikan untuk mengambil alih saham perseroan.
Sementara, kedua bank yang akan menjalankan divestasi saham di BSI juga telah buka suara.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan perseroan masih terus mengkaji proses yang ada dan membuka peluang untuk mempertimbangkan kehadiran investor strategis.
“Kami dukung BRIS untuk tumbuh [berkinerja] bagus. Tapi, sebagai pemegang saham ya kita dukung dong [model bisnis BRIS],” ujarnya usai agenda PTIJK 2024, pekan lalu (20/2/2024)
Direktur Utama BRI Sunarso juga mengatakan perseroan juga akan selalu menghormati setiap arahan dari pemegang saham, yakni pemerintah dalam menjalankan setiap aksi korporasi.
"Kita hormati, ikuti arahan, termasuk dari kementerian [Kementerian BUMN], bentuk bank syariah yang besar. Tujuannya untuk meningkatkan laju percepatan market share syariah," kata Sunarso
Adapun, berdasarkan RTI Business, saat ini BNI dan BRI masih menggenggam kepemilikan saham di BSI masing-masing 23,24% dan 15,38%. Sementara BMRI masih menjadi pemegang saham terbesar yakni 51,47%. Posisi Bank Mandiri sebagai pemegang saham pengendali BSI pun tidak akan tergeser.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel