Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah RI sebagai pemegang saham pengendali PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan menerima Rp25,71 triliun dari dividen BRI tahun ini.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar BRI pada Jumat (1/3/2024), BRI telah memutuskan untuk memanfaatkan 80% laba tahun buku 2023 atau sebesar Rp48,1 triliun untuk dividen tunai.
Dari tebaran dividen itu, pemerintah sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi 53,18% akan mendapatkan Rp25,71 triliun.
BRI telah membagikan dividen kepada negara sebanyak Rp6,7 triliun dalam bentuk dividen interim pada awal tahun ini. "Sisa jumlah dividen tunai kepada negara Rp18,94 triliun akan disetor sebagai rekening kas umum negara," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers RUPST BRI pada Jumat (1/3/2/2024).
Selain kepada negara, BRI akan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham publik Rp22,39 triliun. Sebanyak Rp5,9 triliun telah ditebar BRI dalam bentuk dividen interim, sisanya akan dibagikan BRI sebesar Rp16,49 triliun.
Sementara, nilai dividen per saham BRI untuk tahun buku 2023 mencapai Rp319 per saham mengacu jumlah saham yang beredar sebanyak 151,55 miliar lembar. Sebanyak Rp84 per saham telah ditebar dalam tebaran dividen interim. Lalu, sisanya menjadi Rp235 per saham.
Apabila dibandingkan dengan tebaran dividen pada tahun sebelumnya, maka nilai dividen BRI itu naik 10,57% secara tahunan (year on year/yoy). BRI pada tahun lalu membagikan dividen tunai senilai Rp43,5 triliun, mencapai 85% dari total laba bersih 2022.
BRI mencatatkan tebaran dividen dan sumbangan terhadap negara seiring dengan raupan laba yang besar. Tercatat, BRI telah meraih laba bersih konsolidasi Rp60,43 triliun sepanjang 2023. Capaian laba ini melonjak 17,55% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,41 triliun.
Untuk bank only, laba BRI mencapai Rp53,15 triliun, naik 11,12% yoy dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp47,83 triliun.
"Capaian ini tidak terlepas dari komitmen dan konsistensi BRI menjalankan transformasi berkelanjutan," tutur Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel