Penjualan Sari Roti (ROTI) Tembus Rp3,2 Triliun, Lebih Banyak di Indomaret atau Alfamart?

Bisnis.com,04 Mar 2024, 06:45 WIB
Penulis: Dionisio Damara Tonce
Penjualan ROTI melaui Grup Indomaret dan Grup Alfamart pun secara total mencapai Rp2,35 triliun atau 61,55% dari total penjualan ROTI pada 2023. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA –  Produsen Sari Roti entitas Grup Salim,  PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) mencatat penjualan Rp3,82 triliun pada 2023. Grup Indomaret dan Alfamart menjadi distributor utama penjualan ROTI.

Perincian penjualan ROTI berdasarkan segmen ialah roti tawar Rp2,64 triliun, roti manis Rp1,54 triliun, kue Rp338,30 miliar, dan lain-lain Rp37,11 miliar. Dikurangi retur penjualan dan rabat, total penjualan pun menjadi Rp3,82 triliun.

Penjualan kepada distributor pada 2023 terbanyak ialah PT Indomarco Prismatama, entitas Grup Salim pengelola gerai Indomaret, dengan penjualan Rp1,42 triliun atau 37,18% dari total penjualan ROTI. Selanjutnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) atau Grup Alfamart Rp931,25 miliar atau 24,37% dari total penjualan ROTI.

Penjualan Sari Roti melalui Grup Indomaret dan Grup Alfamart pun secara total mencapai Rp2,35 triliun atau 61,55% dari total penjualan ROTI pada 2023.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun 2023, ROTI membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp333,29 miliar. Jumlah ini turun 22,89% dibandingkan 2022 yang meraup Rp432,22 miliar.

Sejalan dengan penurunan laba, kinerja pendapatan ROTI juga melemah 2,91% year-on-year (YoY) menjadi Rp3,82 triliun pada 2023.

Sementara itu, beban pokok penjualan perusahaan tercatat mencapai Rp1,75 triliun atau terkoreksi 5,06% YoY. Penurunan beban pokok penjualan disumbang oleh total beban produksi yang mengalami penurunan sebesar 5,27% sepanjang tahun lalu.

Dengan demikian, ROTI mengakumulasikan laba bruto sepanjang tahun 2023 senilai Rp2,06 triliun. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 1,01% secara tahunan.

Perolehan laba kotor perusahaan kemudian tergerus oleh beban usaha yang melonjak 10,30% YoY dari Rp1,51 triliun menjadi Rp1,67 triliun pada 2023. Alhasil, produsen Sari Roti ini membukukan laba usaha Rp478,19 miliar atau merosot 25,08% YoY.

Sementara itu, sepanjang tahun 2023, ROTI membukukan total aset sebesar Rp3,94 triliun atau menurun sebesar 4,52% YoY, sementara liabilitas naik 6,96% YoY menjadi Rp1,55 triliun, dan ekuitas mencapai Rp2,39 triliun atau tumbuh 10,73% secara tahunan.

Adapun arus kas setara kas pada akhir periode Desember 2023 mencapai Rp537,95 miliar atau menurun sebesar 14,26% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp627,45 miliar.

Dalam perkembangan lain, salah satu pemegang saham ROTI yakni Kohlberg Kravis Roberts (KKR) & Co dikabarkan akan melepas kepemilikan sahamnya.

KKR melalui Demeter Indo Investment Pte Ltd. diketahui menggenggam saham ROTI sebanyak 22,16%. Jumlah tersebut menjadi terbesar kedua setelah kepemilikan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang memiliki 25,77% saham ROTI.

Sementara itu, Bonlight Investment Limited memiliki 20,79% saham, lalu Pasco Shikishima Corporation menggenggam 8,50% saham, perseroan mempunyai 7,81%, Lief Holdings Pte.Ltd memiliki 6,06% saham, dan masyarakat sebanyak 8,91% saham.

Direktur Nippon Indosari Corpindo Arlina Sofia menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini, perseroan belum menerima keterangan resmi dari KKR terkait kabar divestasi tersebut.

“Perseroan belum menerima informasi dari KKR mengenai rencana konkret KKR sehubungan dengan pelaksanaan rencana divestasi saham-saham yang dimilikinya dalam perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, beberapa waktu lalu. 

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini