Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengusulkan adanya kendaraan niaga dalam bentuk konversi dibandingkan battery electric vehicle (BEV) untuk kebutuhan pengiriman barang.
Ketua Umum ALI Mahendra Rianto mengatakan harga yang ditawarkan untuk mobil niaga berbasis baterai atau BEV terbilang lebih mahal bila dibandingkan dengan versi konversi dari konvensional.
Menurutnya, satu unit produk konversi harganya sekitar 60-70% dari harga penuh untuk mobil niaga berbasis baterai. ALI juga berharap pemerintah memberikan izin perubahan STNK, sehingga mobil konversi bisa dijalankan.
“Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan agar bisa usaha logistik diizinkan untuk konversi dari diesel ke listrik. Jadi, ambil sasis diganti dengan sparepart untuk listrik,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dia berharap agar pemerintah segera melakukan kajian untuk memperbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sehingga memudahkan pengisian untuk baterai.
Dia juga menyebut dalam kegiatan usaha tidak perlu beralih dahulu ke teknologi hybrid, maupun peningkatan standar emisi Euro. Pengaturan terkait dengan standar untuk baterai, dan infrastrukturnya dinilai perlu diperketat.
Selain itu, insentif dan subsidi juga dinilai harus diperlukan untuk menumbuhkan skema konversi mobil niaga. Dia lantas berkaca dari langkah pemerintah yang memberikan subsidi Rp7 juta untuk sepeda motor listrik.
“Pemerintah harus hadir dan membuat playing field yang sama. Jangan motor listrik pribadi untuk digencarkan yang itu pun belum tuntas dan belum masif,” katanya.
Pasar otomotif Indonesia sejatinya sudah memiliki produk mobil niaga berbasis baterai yang dipasarkan oleh merek asal China, yakni DFSK.
Mobil yang dipatok Rp350 juta tersebut menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate yang mampu menempuh jarak hingga 300 km. Pengisian daya menggunakan SOC memakan waktu hingga 80 menit dari 20-80%, sedangkan 0-100% sekitar 2,5 jam.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan Gelora Blind Van secara wholesales mencapai 67 unit sepanjang 2023. Sementara pada Januari 2024, penjualan tercatat menembus 5 unit.
Pada pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS 2024, Mitsubishi juga ikut memasarkan produk mobil niaga listrik dengan meluncurkan produk L100 EV dengan segmen armada atau fleet sebagai model bisnisnya.
Secara model, L100 EV memiliki bentuk blind van dua kursi yang dapat membawa bobot hingga 350 kg. Apabila hanya ada pengemudi, maka bobot yang dapat diangkut mencapai 425 kg.
Mobil ini menggunakan baterai Lithium Ion berkapasitas 10,2 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 180 km. L100 EV mampu menghasilkan tenaga hingga 31 kW dengan torsi maksimum 195 Nm,
Pengisian menggunakan charger AC memakan waktu hingga 7,5 jam untuk pengisian sampai penuh, sedangkan menggunakan DC hanya membutuhkan 42 menit hingga 80%.
Harga on-the-road (OTR) untuk L100 EV yang menggunakan desain blind van ini dipatok Rp320 juta. Namun, nominal ini merupakan harga khusus yang diberikan selama periode Februari-April 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel