China Diprediksi Umumkan Target Ekonomi 2024 sekitar 5% pada Sidang Tahunan

Bisnis.com,04 Mar 2024, 11:39 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China diperkirakan akan menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada 2024 sekitar 5%. Target ini dinilai ambisius menimbang sedang menghadapi tantangan ekonomi yang tak mudah. 

Berdasarkan survei Bloomberg, hampir semua dari 27 ekonom memprediksi pada sesi tahunan Kongres Rakyat Nasional yang akan datang, China mengumumkan target pertumbuhan 5%.

Walaupun serupa dengan target pada 2023, hal ini dinilai lebih sulit untuk dicapai menimbang basis perbandingan yang lebih tinggi. Para ekonom yang disurvei terpisah yang lebih luas memperkirakan ekonomi akan tumbuh sekitar 4,6% pada 2024.

Adapun Perdana Menteri Li Qiang pada Selasa (5/3/2024) dijadwalkan akan menyampaikan laporan kerja pemerintah pertamanya, menjelaskan target ekonomi utama untuk langkah-langkah termasuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan defisit fiskal. 

Target ini dapat menjadi pendahuluan bagi kebijakan yang lebih luas untuk China pada tahun ini, sebagai upaya untuk menahan menurunnya kepercayaan. 

“Ekspektasi mungkin terlalu tinggi bahwa sidang 'Dua Sesi' pada bulan Maret akan menghasilkan stimulus kebijakan yang besar,” jelas ekonom di Maybank Securities, Erica Tay.

Tay juga berpendapat bahwa para pembuat kebijakan mungkin akan mengumumkan pertumbuhan target yang ambisius, tetapi perekonomian masih terbebani oleh berlebihnya kapasitas dan kemerosotan properti. 

China kemungkinan akan mengalami defisit anggaran yang lebih kecil sebesar 3,28% dari PDB tahun ini dan meningkatkan penerbitan obligasi negara baru lebih dari 20%, 

Menurut para ekonom, kuota penerbitan obligasi pemerintah daerah diperkirakan tidak berubah sebesar 4 triliun yuan atau sebesar Rp8.732 triliun yuan. Target tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei juga kemungkinan akan tetap sebesar 5,5%.

Kemudian, China juga masih menghadapi beberapa masalah struktural seperti krisis properti dan adanya pemulihan yang tidak merata. 

Contohnya, China menghadapi merosotnya penjualan rumah yang masih berlanjut, pabrik yang menyusut lima bulan berturut-turut pada Februari 2024 dan sektor perjalanan dan pariwisata yang meningkat selama libur panjang baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini