Bisnis.com, JAKARTA — Detak pasar utang hijau terbesar kedua di dunia, kini melemah seiring klien-klien korporat yang mulai berpaling.
Pasar utang ESG dengan produk spesifik bernama pinjaman terkait keberlanjutan atau sustainability-linked loan (SLL), belakangan mengandung sejumlah risiko seperti persyaratan peraturan tambahan, insentif finansial yang lebih sedikit, dan risiko dituduh melakukan greenwashing.
Menurut bankir yang dekat dengan pasar, hambatan-hambatan itu membuat klien-klien yang beberapa tahun lalu berusaha keras untuk mencantumkan label lingkungan, sosial, atau tata kelola (ESG) pada pembiayaan mereka, kini menjadi enggan.