Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah, entitas syariah dalam konglomerasi grup Djarum memastikan tidak ada wacana aksi korporasi usai PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS) menyatakan kesiapannya bila harus mengakuisisi bank syariah, termasuk BCA Syariah.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan apapun mengenai hal tersebut. Meski begitu, dia mengatakan aksi konsolidasi sendiri bukanlah suatu yang baru bagi perseroan.
“Soal BSI kita belum ada rencana apa-apa, dan tidak ada wacana ke arah sana juga,” ujarnya pada awak media usai Paparan Kinerja 2023 di Jakarta, Selasa (5/3/2024)
Sebagaimana diketahui, rencana aksi korporasi penggabungan PT Bank Interim Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Rabobank International Indonesia ke dalam BCA Syariah sendiri telah efektif pada 10 Desember 2020.
Lebih lanjut, Yuli menyebut sebagai anak usaha BCA akan tetap berfokus meningkatkan bisnis perusahaan. Tercatat, BCA menargetkan pembiayaan bisa tumbuh di level 10-11% dan terus meningkatkan besaran dana murah alias current account saving account di level 38% pada 2024
“Tentunya sektor konsumer masih banyak peluang, jadi kami masih akan memanfaatkan gelaran BCA EXPO. Lalu, meski secara porsi CASA 2022 dan 2023 persentasenya sama yaitu 38%. Akan tetapi, secara amount [jumlah] meningkat,” tuturnya.
Tak hanya dari segi pendanaan, BCA Syariah juga berupaya menumbuhkan DPK ritel melalui adopsi teknologi pada produk dan layanan yang dimiliki serta melakukan moderenisasi pada infrastruktur IT.
Pada kesempatan yang sama Direktur Teknologi Informasi BCA Syariah Lukman Hadiwijaya membeberkan bahwa pihaknya akan merilis produk mobile banking terbaru pada akhir semester I/2024
“Banyak sekali fitur yang bakal dirilis, selain fitur dasar transfer, payment dan purchase kita juga akan ada fitur investasi,” ungkapnya
Sebagaimana diketahui, BCA Syariah meraih laba bersih Rp153,8 miliar pada 2023 dari sebelumnya Rp117,6 miliar pada 2022. Capaian ini melonjak 30,8% secara tahunan.
Kinerja tersebut didorong oleh pembiayaan BCA Syariah yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 18,8% menjadi Rp9 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp7,6 triliun pada 2022.
Alhasil, pertumbuhan aset perseroan juga ikut terkerek naik menjadi Rp14,5 triliun pada 2023, tumbuh 14,2% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp12,7 triliun.
Sebelumnya, Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda memang mengatakan pihaknya membuka ruang untuk melakukan konsolidasi bila ada pemain syariah yang menjual asetnya. Baginya, mengingat modal BSI yang kuat, tentu aksi tersebut akan makin memperkuat aset perseroan.
“Misal BCA Syariah, Mega Syariah ingin divestasi dan meminta BSI untuk membeli. Ya kita happy saja, selama kinerja sehat, kita happy untuk akuisisi,” ujarnya pada awak media pekan lalu, Rabu (28/2/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel