Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC membukukan rugi bersih Rp573,18 miliar pada 2023. Rugi ini susut dibandingkan rugi bersih pada tahun sebelumnya Rp789,05 miliar.
Penyusutan rugi bersih bank didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 86,32% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp3,1 triliun pada 2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik dari 13,83% pada 2022 menjadi 18,39% pada 2023.
Sementara itu, bank mencatatkan perbaikan pada efisiensinya, di mana beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) susut dari 127,28% pada 2022 menjadi 112,27% pada 2023. Semakin turun rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Pejabat Sementara (Pjs.) Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo mengatakan penyusutan laba bersih bank pada 2023 menjadi modal bank untuk terus melaju pada tahun ini.
"Hal ini merupakan landasan yang kuat untuk membuat BNC lepas landas, kami optimis untuk mencanangkan dapat meraih laba sepanjang tahun di tahun 2024 ini," katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa (5/3/2024).
Dari sisi intermediasi, BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,78 triliun pada 2023, tumbuh 5,26% yoy. Namun, aset bank turun 7,74% yoy menjadi Rp18,16 triliun pada 2023.
Di sisi lain, bank telah menjaga kualitas asetnya. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) nett BNC turun dari 2,05% pada 2022 menjadi 0,95% pada 2023.
"Sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia akan pertumbuhan kredit pada 2024 ini, BNC juga memproyeksikan kenaikan pencapaian kredit pada 2024 ini minimal sebesar 20% dengan tetap dilakukan secara hati-hati dan terukur," kata Aditya.
Meski begitu, BNC mencatatkan penurunan raupan dana pihak ketiga (DPK) 4% yoy menjadi Rp13,87 triliun pada 2023. Dana murah atau current account saving account (CASA) BNC pun turun 3,24% menjadi Rp3,99 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel