China, Jepang Hingga Prancis Berebut Proyek Tol Listrik Sumatera-Jawa PLN

Bisnis.com,06 Mar 2024, 16:52 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Teknisi PT PLN (Persero) melakukan pengerjaan pemeliharaan jaringan listrik di Gardu Induk 150KV GIS Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan jaringan setrum asal China, Jepang dan Prancis disebut tengah menyusun studi atau bidding document untuk ikut lelang pembangunan transmisi Sumatera-Jawa dengan nilai investasi proyek mencapai US$6,5 miliar. 

Sejumlah perusahaan yang saat ini berunding dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN di antaranya State Grid Corporation of China (SGCC), Hitachi ABB Power Grids, Kansai Electric Power Co. Inc., dan Électricité de France S.A.,. 

Selain perusahaan China, Jepang dan Prancis, perusahaan Korea Selatan juga belakangan berminat untuk ikut lelang proyek jaringan Sumatera-Jawa tersebut. 

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menuturkan perusahaan Korea Selatan saat ini tidak ikut penyusunan bidding document. Akan tetapi, kata Evy, perusahaan itu bakal masuk saat putaran lelang setelah studi proyek rampung.

“Studi itu kita pelajari untuk membuat bidding document-nya yang mana bid-doc-nya ini bisa bersifat lebih terbuka untuk semua pihak bisa berkompetisi,” kata Evy saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/3/2024). 

Evy menargetkan studi-studi proyek yang saat ini dikerjakan sejumlah perusahaan global itu bisa rampung tahun ini untuk segera memulai pengadaan. 

Rencanannya, proyek itu bakal beroperasi pada 2029 mendatang untuk mengantisipasi turunnya pasokan energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Jawa. Saat permintaan setrum bersih di Jawa meningkat, pasokan listrik EBT diharapkan dapat ditarik dari Sumatera nantinya. 

Adapun berdasarkan dokumen PLN, panjang interkoneksi Sumatera-Jawa diperkirakan mencapai 1.174 kilometer, sementara  panjang backbone mencapai 3.614 kilometer. Di sisi lain, panjang fishbone transmisi ditargetkan mencapai 3.799 kilometer. 

“Karena kita tidak bisa lagi bangun PLTU sehingga resources yang ada di Jawa itu akan habis, yang EBT diperkirakan 2029-2030 itu harus sudah mulai transfer dari Sumatera,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mematangkan skema pembiayaan pembangunan interkoneksi jaringan listrik Sumatra-Jawa. 

Opsi pembiayaan dari kerja sama dengan badan usaha swasta belakangan menguat untuk mendanai proyek tol listrik antarpulau tersebut.  

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, kementeriannya tengah mengkaji peluang pendanaan lewat skema kerja sama itu untuk menutup nilai investasi yang relatif besar pada infrastruktur jaringan listrik Sumatra-Jawa tersebut.  

“Apakah itu dari swasta begitu ya, yang pola-pola design build maintenance (DBMT), untuk di-maintenance oleh PLN dan dioperasikan oleh PLN,” kata Jisman saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/8/2023). 

Kendati demikian, Jisman mengaku belum dapat memerinci kebutuhan investasi baru untuk pembangunan interkoneksi Sumatra-Jawa tersebut. Dia beralasan proyek itu masih dimatangkan untuk masuk ke dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.  

“Sudah update lagi angka sekarang, harus ada feasibility study lagi, teknologi-teknologi yang baru,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Leo Dwi Jatmiko
Terkini