Bisnis.com, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Tabungan Negara (BTN) 2024 yang digelar pada hari ini memutuskan pembagian dividen senilai Rp700,2 miliar.
Berdasarkan sumber Bisnis, nilai tersebut setara dengan 20% dari laba bersih tahun buku 2023 yang senilai Rp3,5 triliun atau Rp49,9 per saham. Dalam RUPST disebutkan rasio permodalan BBTN tetap di atas persyaratan regulator dengan pemberian dividend payout ratio sebesar 20%.
Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham, yaitu pemerintah sebesar 60% dan publik sebesar 40%. Putusan tersebut sama dengan proyeksi besaran yang sebelumnya disampaikan oleh Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu.
Pada akhir minggu lalu, Nixon menyampaikan perseroan berpotensi mempertahankan rasio pembagian dividen sebesar 20% dari laba bersih kepada para investor.
“[Berdasarkan] rencana bisnis bank, [rasio dividen] kami 20% mungkin enggak jauh dari itu,” ujarnya singkat pada awak media, Minggu (3/3/2024)
Mengacu catatan Bisnis, BTN membagi dividen tahun buku 2022 sebesar Rp609 miliar atau sebesar 20% dari total perolehan laba 2022. Besaran pembagian dividen per saham ditetapkan sebesar Rp43,39, meningkat dibandingkan dengan besaran dividend per share (DPS) tahun buku 2021 sebesar Rp22,43.
Lalu, pada tahun buku 2021 BBTN menetapkan nilai dividen tunai sebesar Rp237,62 miliar. Jumlah tersebut mencapai 10% dari total bersih BBTN saat itu sebesar Rp2,37 triliun.
Selain memutuskan besaran dividen, RUPST BTN juga mengagendakan perubahan pengurus. Dua komisaris BTN bakal diganti.
Sementara meski posisi direksi dikabarkan aman, pemegang saham dapat mengubah keputusan terakhirnya. Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, hingga siang haru ini posisi dua komisaris akan diganti, salah satunya adalah Mohamad Yusuf Permana, yang menjabat di Sekretariat Presiden Joko Widodo.
Yusuf mendapatkan 'promosi' menjadi komisaris di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang ditetapkan Senin lalu. Kurang dari setahun Yusuf menjabat komisaris BTN yang ditetapkan pada RUPS Luar Biasa pada 11 Januari 2023.
Yusuf Permana sebelumnya menggantikan Heru Budi Hartono yang menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta. Yusuf merupakan birokrat yang berkarir di lingkup Sekretariat Presiden.
Pria kelahiran Jakarta, 24 September 1975 ini mengawali karir sebagai Staf Biro Protokol Sekretariat Presiden pada 2002.
Sebagai lulusan Sarjana Ekonomi, Universitas Gunadarma 1998 ini, dirinya dipercaya Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebagai Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia pada 2021.
Adapun posisi direksi BTN pada RUPST kali ini masih aman. Dua orang yang habis masa jabatan, Jasmin dan Andi Nirwoto, dikabarkan diangkat kembali. Dirut BTN Nixon LP Napitupulu tidak merespons saat dikonfirmasi mengenai pergantian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel