Siap-siap, Harga Emas Diramal Terus Naik ke US$2.220 per Troy Ounce

Bisnis.com,07 Mar 2024, 16:14 WIB
Penulis: Artha Adventy
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global diramal masih akan melanjutkan penguatan hingga ke level US$2.220 per troy ounce, setelah memecahkan rekor pada perdagangan hari ini, Kamis (7/3/2024) di level US$2.161 per troy ounce

Berdasarkan data Bloomberg pukul 16.00 WIB, harga emas berjangka comex tercatat naik 0,25% ke posisi US$2.163 per troy ounce. Sementara itu, emas global tercatat senilai US$2.155 per troy ounce atau naik 0,34%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan banyak sentimen fundamental yang mendorong penguatan harga emas yang akan melanjutkan kenaikan hingga akhir 2024. Sentimen itu datang dari kondisi geopolitik dan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. 

"Ada kemungkinan bahwa emas dunia akan naik ke level US$2.200 sampai US$2.220 per troy ounce di semester II/2024," kata Ibrahim kepada Bisnis, Kamis (7/3/2024). 

Ibrahim menjelaskan harga emas yang berpotensi terus bergerak ke level US$2.220 adalah target yang moderat, diiringi dengan kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 110 basis poin atau sebesar 1,1%. 

"Sentimen juga datang dari pernyataan Bank Central Amerika tadi malam yang intinya ada jadwal untuk melakukan penurunan suku bunga di Juni," kata dia. 

Penurunan suku bunga tersebut akan memungkinkan indeks dolar ikut turun yang awalnya berada di level 104 menjadi ke level 98 di sepanjang 2024. 

Selain itu, kondisi geopolitik yang kembali memanas juga menjadi sentimen positif untuk harga emas global. Eskalasi serangan Israel ke Palestina selama Ramadan juga menjadi sorotan. Ada kemungkinan gencatan senjata yang direncanakan terjadi saat puasa akan batal. 

Di sisi lain, saat ini di Semenanjung Korea sedang ada latihan perang. Pasar mencermati memanasnya situasi di Semenanjung Korea dan kemungkinan Korea Utara mengambil tindakan tertentu. 

Selain terkait kemungkinan penurunan suku bunga, sentimen yang dapat menghambat laju emas datang dari adanya Pemilihan Presiden di Amerika Serikat di mana jika Donald Trump memenangkan pemilihan maka akan menjadi hambatan dari penguatan emas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini