Bisnis.com, NUSA DUA — Platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending JULO buka suara terkait kabar rencana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Corporate Communications Head JULO Adam K. Rumanda mengatakan bahwa rencana IPO itu dilakukan untuk meningkatkan skala bisnis dan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Lebih lanjut, Adam menuturkan bahwa perusahaan memiliki entitas yang berbeda dalam keseluruhan Julo Group.
“Pemilihan akhir entitas IPO akan bergantung pada lokasi pencatatan, persetujuan regulator, dan preferensi pemegang saham,” kata Adam kepada Bisnis, Kamis (7/3/2024).
Dari sisi kinerja, Adam menyampaikan penyaluran dana Julo telah mencapai lebih dari US$1 miliar hingga saat ini serta metrik retensi yang tinggi yaitu di angka lebih dari 70% bila dibandingkan dengan pemain lain di industri.
Adam menambahkan bahwa seiring dengan profitability model Julo yang telah memberikan dampak positif dalam pencapaian pada 2023 membuat perusahaan berencana untuk melantai di Bursa.
“Menurut kami, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memanfaatkan keunggulan dan kekuatan brand kami untuk meningkatkan skala bisnis dan pertumbuhan yang berkelanjutan, termasuk rencana untuk IPO,” ungkapnya.
Namun, Adam menuturkan bahwa saat ini pihaknya belum dapat mengungkapkan secara rinci rencana tersebut. “Karena Julo masih membahas secara internal dan menyiapkan berbagai hal yang perlu dipenuhi untuk melakukan IPO, termasuk dalam hal regulatory requirements,” tambahnya.
Sementara itu, Adam menyampaikan bahwa PT Julo Teknologi Finansial mengalami peningkatan pendapatan sebesar 73% dengan nilai mencapai lebih dari Rp1,2 triliun pada 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perusahaan juga berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp6,8 triliun di tahun 2023, atau meningkat 50,2% dibandingkan dengan 2022. Selain itu, Julo memiliki lebih dari 2 juta pengguna secara total, mewakili peningkatan penambahan pengguna yaitu sebesar 58% pada 2023.
Adam menambahkan bahwa Julo akan mengupayakan berbagai strategi untuk mencapai full-year profit sepanjang 2024, salah satunya dengan memaksimalkan the lifetime value of customers (nilai seumur hidup pelanggan) dengan menawarkan lebih banyak produk kredit dan non-kredit yang inovatif. Serta, memasuki segmen pengguna baru dengan memaksimalkan ekonomi unit Julo.
“Kami juga memanfaatkan keunggulan penilaian kredit atau underwriting kami yang kuat untuk dapat terus menyediakan produk-produk yang lebih kompetitif dan berisiko rendah kepada segmen target Julo,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel