Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI mendorong peningkatan ekosistem halal melalui penguatan potensi UMKM, terutama untuk segmen food & beverages, kosmetik, dan fashion. Bahkan, perseroan menargetkan transaksi pembayaran sertifikasi halal menggunakan BSI mencapai 80% tahun ini.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyebut salah satu stimulus bagi para UMKM agar usahanya bisa segera naik kelas adalah denganmempermudah para pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal.
“Program Sertifikasi Halal Tanpa Bayar [Selasar] ini merupakan salah satu inovasi dari BSI untuk Sertifikat halal menjadi sangat penting karena gaya hidup syariah saat ini sudah menjadi banyak pilihan hidup masyarakat,” katanya dalam Launching 1.000 Sertifikasi Halal UMKM, Jumat (8/3/2024).
Bagi Anton, upaya BSI untuk terus mengakselerasi para UMKM meraih sertifikasi halal sudah sejalan dengan amanat atas pasal 4 UU 33/2014, di mana produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.
"Maka, kita selaku stakeholder yang masuk ke wilayah industri ini punya kewajiban mendorong dan mendukung agar [produk] bisa diterima dan digunakan," ucapnya.
Lebih lanjut, Anton menyebut perseroan akan terus mendorong pengembangan di industri halal.
Tercatat, saat ini BSI telah menggandeng 59 Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) untuk memberikan literasi pentingnya sadar halal kepada para pelaku UMKM.
Kesiapan juga telah dilakukan BSI dalam hal e-channel pembayaran sertifikasi halal lewat BSI Mobile, pemberian konsultasi sertifikasi halal kepada para pelaku usaha.
Kemudian, optimalisasi proses hulu hingga hilir di mana BSI memfasilitasi dari sisi akses pendampingan financial capacity, penyediaan tempat untuk pemasaran serta mengikutsertakan UMKM dalam pameran-pameran di dalam dan luar negeri.
Sebagai informasi, sepanjang 2023, BSI mencatat jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp240,32 Triliun atau tumbuh 15,70% year on year, dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%. Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%) dan retail (17,58%).
Tingginya penyaluran pembiayaan di segmen berkelanjutan juga menunjukkan komitmen dan konsistensi BSI terhadap segmen tersebut.
Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp57,7 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp45,4 triliun, disusul sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun dan proyek eco-green Rp549,6 miliar.
Adapun penghimpunan DPK BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp293,77 triliun, tumbuh 12,35% (yoy). Dari jumlah tersebut, komposisi tabungan yang merupakan dana murah mencapai Rp124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel