Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth mencatatkan peningkatan kerugian di tengah persiapan akuisisi oleh PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Bank Commonwealth mencatatkan rugi bersih Rp788,68 miliar pada 2023, membengkak dibandingkan dengan rugi bersih pada tahun sebelumnya Rp350,76 miliar.
Membengkaknya rugi bersih bank didorong oleh penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 17,69% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp565,15 miliar.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun susut dari level 4,09% pada 2022 menjadi 3,84% pada 2023.
Sementara, pendapatan berbasis komisi (fee based income) Bank Commonwealth turun drastis 32,99% yoy menjadi Rp216,81 miliar pada 2023.
Ditambah, bank mencatatkan beban operasional selain bunga bersih yang membengkak dari Rp1,04 triliun menjadi Rp1,3 triliun.
Alhasil, bank menjadi semakin tidak efisien. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Commonwealth membengkak dari 122,93% pada 2022 menjadi 154,17% pada 2023. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Dari sisi intermediasi, Bank Commonwealth mencatatkan penyaluran kredit Rp8,02 triliun pada 2023, turun 10,98% yoy. Aset bank juga turun 12,85% yoy menjadi Rp16,02 triliun.
Dari sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) bank mencapai Rp10,69 triliun, turun 9,2% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) Bank Commonwealth juga susut 16,76% yoy menjadi Rp4,59 triliun.
Jebloknya kinerja keuangan Bank Commonwealth terjadi di tengah rencana akuisisi oleh OCBC Indonesia pada tahun ini. Berdasarkan keterbukaan informasi, OCBC Indonesia bersama-sama dengan Bank Commonwealth sedang menyusun rencana akuisisi tersebut.
Sebelumnya, kedua bank menjelaskan bahwa penyelesaian transaksi itu diharapkan terjadi pada kuartal kedua atau ketiga 2024.
Adapun, NISP mengestimasi nilai rencana akuisisi adalah Rp2,2 triliun. Namun, nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian.
Manajemen NISP menjelaskan bahwa langkah akuisisi dilakukan untuk mendukung program arsitektur dan konsolidasi perbankan Indonesia.
Selain itu, akuisisi dilakukan untuk mendukung pengembangan usaha perseroan. Selanjutnya, perseroan akan menggabungkan atau merger Bank Commonwealth ke dalam NISP.
Pada akhir tahun lalu, NISP telah mengumumkan rencana akuisisi 99% saham Bank Commonwealth. OCBC Indonesia juga telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk membeli 99% saham di Bank Commonwealth.
OCBC Indonesia juga bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1% saham Bank Commonwealth dari pemegang saham lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel