Cadangan Devisa RI US$144 Miliar Dinilai Memadai untuk Antisipasi Gejolak Global

Bisnis.com,11 Mar 2024, 13:08 WIB
Penulis: Maria Elena
Potret Presiden Pertama Indonesia Sukarno dan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta dalam uang rupiah pecahan Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 tercatat senilai US$144,0 miliar. Posisi ini turun dari posisi pada akhir Januari 2024 senilai US$145,1 miliar, tetapi dinilai masih cukup untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro menyampaikan bahwa pasar keuangan Indonesia masih akan bergejolak di tengah ketidakpastian waktu penurunan suku bunga pertama oleh bank-bank sentral utama, terutama The Fed. 

Di sisi lain, Andry memandang posisi cadangan devisa Indonesia masih tetap tinggi dan memadai dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global ke depan.

"Cadangan devisa masih cukup besar dan memadai untuk menyerap potensi guncangan pasar," ujar Andry, dikutip pada Senin (11/3/2024).

Namun demikian, Andry mengatakan bahwa masih ada risiko yang perlu diperhatikan, salah satunya pelebaran defisit transaksi berjalan, terutama dengan kinerja ekspor yang masih lemah akibat perlambatan global yang terus berlanjut.

Sementara itu, potensi penurunan suku bunga bank sentral global menurutnya dapat memicu sentimen positif ke pasar keuangan global, yang juga dapat berdampak positif terhadap arus modal, sehingga dapat mengurangi dampak pelebaran defisit transaksi berjalan.

Andry memperkirakan, The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada semester kedua 2024. Hal ini dapat memicu sentimen positif dan menyebabkan penguatan rupiah. 

"Kami memperkirakan rupiah akan berada di level Rp15.418 pada akhir 2024, dibandingkan dengan Rp15.397 pada 2023," jelasnya.

Adapun, Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi cadangan devisa pada Februari 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Cadangan devisa tersebut juga dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini