Trading Komoditas, Perhatikan Empat Isu Terkait Emas, Batu Bara, Nikel, Hingga Gas Pekan Ini

Bisnis.com,11 Mar 2024, 18:04 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal oleh kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi via REUTERS GAMBAR INI TELAH DISEDIAKAN OLEH PIHAK KETIGA/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar keuangan Indonesia libur pada Senin dan Selasa (11-12/3/2024). Untuk itu, sebelum memulai perdagangan komoditas pada Rabu lusa (13/3/2023), perhatikan sejumlah isu yang akan mempengaruhi harga pada pekan ini dari pasar keuangan global dikutip dari Bloomberg.

Harga spot emas baru saja mengalami minggu terbaiknya sejak Oktober 2023. Kala itu, harga emas terpacu setelah kekhawatiran perang Israel-Palestina meluas dan menggannggu jalur perdagangan dunia di Laut Merah.

Pekan ini, harga emas global diprediksi akan menembus level tertinggi sepanjang masa yakni US$2.206 per troy ounce menyusul kebijakan suku bunga bank sentral dunia, ekonomi China yang kembali membaik, serta memanasnya konflik Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (3/11/2024), harga emas kembali mencetak rekor tertinggi hingga ke atas level US$2.180 per troy ounce. Pada pukul 15.04 WIB, kedua jenis emas yang diperdagangkan kompak menguat. Emas spot naik 0,17% ke posisi US$42.182 per troy ounce, sementara emas berjangka comex menguat 0,05% ke level US$2.186 per troy ounce.

Momentum harga emas menyentuh rekor baru ini juga didorong oleh aksi borong emas oleh bank sentral global sebagai antisipasi Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan tingkat suku bunga tahun ini. Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan mendukung kenaikan harga lebih lanjut untuk logam kuning berkilau itu. Bloomberg melaporkan kalangan analis memberi median US$2,100 per ons untuk harga emas. Di bawah kondisi hari ini. Momentum penggerak harga emas adalah pengumuman bunga acuan oleh The Fed pada 20 Maret minggu depan.

Harga minyak masih bergerak dalam rentang yang sempit setelah kabar dari Laut Merah yang mengganggu pengiriman berkurang. Investor disebutkan akan fokus pada laporan pasar minyak bulanan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang disampaikan esok, Selasa dan Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Kamis untuk pembaruan terkini mengenai pasokan dan permintaan.

Transisi energi akan menjadi pusat perhatian di CERAWeek di Houston. Prospek peningkatan cepat dalam permintaan mineral kritis seperti nikel seiring beralihnya ke kendaraan listrik menimbulkan pertanyaan besar tentang ketersediaan dan keandalan pasokan, dan membawa potensi tantangan baru terhadap keamanan energi.

Faktor lain yang menjadi perhatian adalah sumber ketersediaan listrik. Logam kritis dibutuhkan sembilan kali lebih banyak untuk pembangkit listritrik tenaga angin (PLTB) dibandingkan berbahan bakar gas.

Meskipun Jepang menghentikan operasi di semua pembangkit listrik tenaga nuklirnya setelah meletusnya Fukushima pada 11 Maret 2011, sejumlah fasilitas kini kembali beroperasi. Bahkan pasokan dari pembangkit nuklir akan melonjak 20% dari tahun lalu karena beberapa reaktor terakhir yang masih dalam proses restart mulai beroperasi. Akibatnya substitusi energi akan terjadi, permintaan impor gas alam cair (LNG) diprediksi akan turun. Saat yang sama, kemajuan teknologi pembangkit batu bara juga akan menekan penggunaan gas untuk pembangkit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini