Prospek Saham Bank Jumbo usai Tembus Rekor All Time High, Simak!

Bisnis.com,14 Mar 2024, 07:30 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Saham dua emiten bank BUMN menyentuh rekor level tertinggi atau all time high pada perdagangan kemarin. Lalu, bagaimana prospek dan rekomendasinya ke depan?

Sebagai informasi, harga saham Bank Negara Indonesia (BNI) sempat menyentuh rekor tertingginya, yaitu Rp6.250 pada perdagangan Rabu (13/3/2024). Kemudian, harga saham BBNI ditutup pada level Rp6.225, naik 2,05% dalam 24 jam terakhir.  

Jika ditarik sepekan terakhir, harga saham BBNI naik 5,96% dan sepanjang tahun berjalan atau secara (year-to-date/ytd) harga sahamnya menguat 15,81%. 

Capaian tertinggi juga dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mencetak rekor harga saham Rp6.450 atau tertinggi selama lima tahun terakhir pada perdagangan hari ini. Dalam penutupan perdagangan, BBRI terparkir pada level Rp6.400, naik 0,79%. 

Apabila dilihat selama sepekan, BBRI mencatatkan penguatan hingga 5,79% dan sepanjang tahun berjalan atau secara (year-to-date/ytd) harga saham BBRI naik 11,79%.

Menanggapi kenaikan harga saham tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan kompaknya bank BUMN menyentuh ATH, lantaran memasuki periode cum date. 

Apalagi, hari ini menjadi batas cum dividen bagi investor yang ingin menerima kucuran dana dari BBRI. Sementara, besok adalah hari terakhir bagi investor yang ingin menyicipi dividen BBNI pada Kamis (14/3/2024).

“Tentu pelaku pasar dan investor yang tertarik, harus meminang saham BBRI terlebih dahulu untuk mendapatkan dividen. Lalu, BBNI masih ada cum date, sehingga tampaknya besok masih akan melanjutkan penguatan kembali,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (13/3/2024).

Maximilianus pun memasang target harga untuk BBRI sebesar Rp6.650 dan BBNI senilai Rp6.400. BRI diketahui telah menetapkan pembagian dividen tunai tahun buku 2023 senilai Rp48,1 triliun atau Rp319 per saham.

Jumlah tersebut termasuk Dividen Interim yang telah dibagikan kepada Pemegang Saham pada tanggal 18 Januari 2024 sejumlah Rp12,66 triliun atau sebesar Rp84 per saham.

Lalu, BNI memutuskan menebar 50% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp10,45 triliun sebagai dividen tunai. Nilai dividen per saham BBNI senilai Rp289,49 per saham.

Kemudian, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan harga saham Himbara terus melanjutkan fase uptrend, yang terdorong dari kinerja fundamental perbankan yang tumbuh di atas ekspektasi. 

“Mereka [Himbara] konsisten menghasilkan dan mampu menciptakan kinerja yang impresif dari top line dan bottom line,” ujarnya.

Dalam riset Maybank Sekuritas Indonesia yang dirilis baru-baru ini juga mempertahankan pandangan positif terhadap perbankan Indonesia pada 2024, termasuk untuk BBRI dan BBNI.

Tercatat, pertumbuhan kredit industri tetap bertahan kuat pada Januari 2024, meningkat sebesar 11,8% secara tahunan dari sebelumnya 10,5% Januari 2023.

Lebih lanjut, pertumbuhan kredit industri awal tahun ini ditopang oleh seluruh kategori penyaluran kredit, antara lain kredit investasi senilai 13,4% yoy, kredit modal kerja sebesar 12,3% yoy dan kredit konsumsi senilai 9,6% yoy. 

“Dari sisi sektor, pertumbuhan tercepat di kredit adalah pertambangan, layanan sosial, dan layanan bisnis,” kata analis Jeffrosenberg Chenlim dan Faiq Asad, Jumat (8/3/2024)

Kemudian di sisi pendanaan, deposito naik 5,8% secara tahunan pada Januari 2024 untuk semua bank, jauh lebih cepat dibandingkan Desember 2023 sebesar 3,8%

Selain itu, pertumbuhan dana murah juga meningkat sebesar 5,6% dibanding Desember yang hanya sebesar 2,9%

“Kami melihat hal ini sebagai pertanda positif bagi perbankan, karena pertumbuhan CASA yang lebih cepat akan membantu memitigasi dampak tingginya suku bunga terhadap biaya dana alias cost of fund,” tulis kedua analis. 

Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan bank jumbo, seperti BBNI dan BBRI, masih memiliki prospek bagus karena fundamental yang kuat serta valuasi yang menarik (undervalued) atau fairvalued.

"Prospek pada 2024 juga bagus karena secara historis kalau kita lihat saat kampanye pemilu salah satu best performer adalah sektor keuangan yaitu perbankan," ujar Arjun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini