Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS) masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, seiring harga saham emiten bersandi BRIS yang melesat sehingga mendorong market cap perseroan menembus Rp131,4 triliun.
Capaian kapitalisasi pasar terbesar itu mengacu pada penutupan harga saham BRIS pada perdagangan Rabu (13/3/2024). Kapitalisasi pasar BRIS menjadi Rp131,4 triliun atau setara US$8,44 miliar.
Secara global, BRIS berada pada peringkat 10 dengan kapitalisasi pasar terbesar bank syariah dunia di bawah Emirates Islamic Bank US$10,38 miliar pada posisi sembilan dan Abu Dhabi Islamic Bank US$10,94 miliar pada posisi delapan terbesar.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan saham BRIS sejalan dengan kondisi IHSG yang bergerak di rentang 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81.
“Saat ini sektor perbankan terutama Top 4 Banks masih menjadi andalan utama investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia karena kinerjanya yang stabil. Terlebih, 3 dari Top 4 Banks adalah induk dari BRIS yaitu, BMRI, BBRI dan BBNI,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3/2024)
Hery menjelaskan, untuk menjaga kepercayaan publik, perseroan pun terus melakukan kegiatan update kepada investor potensial baik yang sudah maupun yang belum memiliki saham BRIS melalui berbagai kegiatan konferensi dan non-deal roadshow (NDR).
Pihaknya juga terus menjaga kinerja, baik di segmen retail maupun wholesale di tengah tantangan dan ketikapastian perekonomian global, karena meningkatnya tensi geopolitik dunia.
Mengacu pada data kepemilikan saham Bloomberg, terdapat beberapa investor asing yang baru-baru ini gencar memborong saham BRIS, seperti Dimensional Fund Advisors LP, lembaga investasi, yang bermarkas di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS), SEI Investments Co., perusahaan jasa keuangan dari Oaks, Pennsylvania, AS, RWC Partners Ltd, BlackRock Inc serta UBS AG.
Saat ini, BSI sendiri membukukan pertumbuhan laba sebesar 33,88% (yoy) menjadi Rp5,70 triliun per Desember 2023.
"Kontributor utama penopang kinerja positif BSI di antaranya adalah pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategi serta model bisnis yang terdigitalisasi," tutur Hery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel