Jelang Lebaran 2024, Begini Ramalan Premi Asuransi Kendaraan dari Allianz Utama Indonesia

Bisnis.com,17 Mar 2024, 20:05 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ilustrasi asuransi kendaraan/ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Allianz Utama Indonesia memperkirakan pendapatan premi dari asuransi kendaraan akan mengalami peningkatan menjelang momen arus mudik Lebaran 2024. Namun, perusahaan melihat angkanya tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia Sunadi mengatakan bahwa produk asuransi kendaraan bermotor memberikan perlindungan atau jaminan selama setahun, bukan perlindungan jangka pendek yang dapat dibeli untuk momen-momen tertentu, seperti Lebaran, Natal, atau tahun baru. Sehingga, lanjut dia, nasabah biasanya membeli produk asuransi kendaraan tidak khusus menjelang momen khusus seperti mudik Lebaran.

“Kami melihat bahwa tidak ada perubahan yang signifikan terkait pendapatan premi dari asuransi kendaraan. Sedangkan untuk nilai klaim, pada umumnya memang ada sedikit peningkatan, terutama satu bulan sebelum dan sesudah Lebaran,” kata Sunadi kepada Bisnis.com, dikutip pada Minggu (17/3/2024).

Kendati demikian, Sunadi menyampaikan bahwa asuransi kendaraan selama ini selalu menjadi salah satu pilar utama yang menjadi kontributor bisnis Allianz Utama. Jika dilihat dari sisi industri asuransi umum, Sunadi mengungkapkan bahwa asuransi kendaraan bermotor adalah lini bisnis dengan premi terbesar kedua setelah asuransi harta benda.

Lebih lanjut, Sunadi menuturkan bahwa Allianz ingin memastikan bahwa nasabah yang sedang melakukan perjalanan mendapatkan rasa kenyamanan dan keselamatan dengan memiliki solusi perlindungan yang tepat, seperti asuransi kendaraan.

“Untuk itu, dalam momen mudik lebaran ini, kami akan lebih aktif dan rutin dalam mengomunikasikan tips saat melakukan perjalanan dan informasi terkait lokasi bengkel-bengkel yang siaga selama masa lebaran,” ungkapnya.

Di samping itu, Allianz Utama Indonesia juga menyediakan informasi kontak darurat yang dapat dihubungi apabila nasabah mengalami kondisi darurat atas kendaraan yang digunakan selama perjalanan.

Optimisme Jelang Lebaran

Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksi premi asuransi kendaraan saat libur mudik lebaran akan tumbuh positif.

AAUI optimistis premi asuransi kendaraan akan meningkat pada momen Ramadan, lebaran, dan libur panjang. Begitu pula dengan asuransi perjalanan yang juga akan naik.

Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto menuturkan bahwa industri asuransi umum melihat peluang besar dan optimis terhadap meningkatnya permintaan dan pertumbuhan asuransi perjalanan.

“Apalagi dengan perkembangan digital saat ini makin membaik, sehingga asuransi dapat bertumbuh baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Bern kepada Bisnis.

Bern menjelaskan bahwa pertumbuhan asuransi sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, dengan adanya jadwal libur nasional dan cuti bersama Lebaran 2024 yang dimulai pada 8–15 April mengindikasikan para pemudik mempunyai pilihan hari lebih banyak untuk dapat mudik dan kembali ke Jakarta.

“Maka kelihatannya masyarakat masih akan mengutamakan moda kendaraan melalui perjalanan darat agar dapat memberikan fleksibilitas untuk dapat mengunjungi beberapa tempat, sekaligus membawa beberapa keluarga bersama di kendaraan,” tuturnya.

Di sisi lain, AAUI juga melihat masyarakat saat ini sudah lebih memahami manfaat dari asuransi, sehingga diharapkan penggunaannya dapat terus meningkat dalam melindungi dari risiko-risiko yang mungkin terjadi terutama dalam perjalanan lebaran dan wisata tahun ini.

AAUI pun melihat asuransi kendaraan saat ini masih menjadi salah satu kontributor premi di asuransi umum setelah asuransi harta benda dan asuransi kredit. “Kami melihat tren ini masih akan terus berlangsung,” imbuhnya.

Data AAUI menunjukkan, lini usaha asuransi kendaraan bermotor mencatatkan pertumbuhan positif. Premi asuransi kendaraan bermotor tumbuh 7,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp18,15 triliun pada 2022 menjadi Rp19,49 triliun pada 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini