Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian BUMN melaporkan saat ini langkah divestasi saham BSI (BRIS) oleh BNI (BBNI) dan BRI (BBRI) masih dalam pertimbangan atas sederet opsi, termasuk pengambilalihan saham oleh investor strategis atau dengan menambah kepemilikan saham publik.
Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Bin Nahadi menyebut proses pengkajian belum rampung. Adapun penyampaian pro dan kontra dari setiap aturan atas rencana divestasi ini sudah dilakukan.
“Keputusan [final] saat ini masih menunggu pimpinan, terutama Pak Menteri,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Media Center Kementerian BUMN, Senin (18/3/2024)
Sementara itu, Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda sendiri tak menampik fakta apabila kedua bank, yakni BRI dan BNI memang akan melepas saham BSI.
Rizky menyebut bahwa proses divestasi ini sedang berlangsung. Dia juga mengatakan bahwa perseroan sepenuhnya akan mengikuti arahan sesuai dengan keputusan para pemegang saham.
Akan tetapi, dia menambahkan pihaknya juga sudah memberikan usulan kepada BNI, BRI, Mandiri hingga Kementerian terkait hal yang seharusnya dimiliki oleh BSI ke depannya untuk meningkatkan nilai aset atau unlock value dari BSI.
“Untuk divestasi ini [keputusan] pemegang saham asing atau lokal [yang masuk] masih on going discussion,” imbuhnya pada awak media beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN menargetkan divestasi saham BSI akan selesai sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan ada dua opsi yang saat ini sedang dipertimbangkan Kementerian BUMN untuk meningkatkan nilai aset atau unlock value dari BSI. “Bisa lewat strategic investor atau bisa juga ke publik,” ujarnya.
Menurut Arya, langkah menggandeng investor ataupun menambah saham publik diyakini mampu meningkatkan kapitalisasi market BRIS. Kendati demikian, Arya tidak menyebutkan calon investor strategis yang memiliki ketertarikan untuk mengambil alih saham perseroan.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan sebagai pemegang saham, pihaknya masih terus mengkaji proses yang ada. Bahkan, dirinya sangat membuka peluang terkait pertimbangan adanya investor strategis.
“Kita dukung BRIS untuk tumbuh [berkinerja] bagus. Tapi, sebagai pemegang saham ya kita dukung dong [model bisnis BRIS],” ujarnya usai agenda PTIJK 2024, Selasa (20/2/2024)
Dengan adanya proses yang belum rampung ini, justru BNI menyebut keputusan akhir dapat bergantung pada situasi atau kondisi BRIS.
Saat ini, berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI per 29 Februari 2024, terdiri atas Bank Mandiri yang menggenggam 51,47% saham, diikuti BNI sebesar 23,24%, dan BRI mencapai 15,38%. Sementara itu, kepemilikan publik atas saham BSI sebesar 9,87%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel