Trump: Orang Yahudi yang Pilih Biden Benci Israel dan Agamanya

Bisnis.com,20 Mar 2024, 17:08 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Mantan Presiden AS Donald Trump dalam kampanye di Coralville, Iowa, Amerika Serikat pada Rabu (13/12/2023). Trump kembali maju dalam gelaran Pilpres 2024 AS, menghadapi petahana Joe Biden. - Bloomberg/Christian Monterrosa

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari Partai Republik mengatakan bahwa orang Yahudi Amerika yang memilih Demokrat dan Joe Biden adalah orang membenci agama mereka dan Israel.

Ucapan yang dilontarkan dari Trump tersebut kemudian menuai kemarahan dari Gedung Putih, Partai Demokrat, dan para pemimpin kelompok Yahudi. Adapun menurutnya Partai Demokrat membenci Israel

“Setiap orang Yahudi yang memilih Demokrat membenci agama mereka, mereka membenci segala sesuatu tentang Israel dan mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri,” jelas Trump, seperti dikutip dari ReutersRabu (20/3/2024).

Kemudian, Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa tidak ada pembenaran untuk menyebarkan stereotip palsu dan “beracun”, yang mengancam sesama warga negara. 

Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, Partai Demokrat, juga menuturkan bahwa Trump melontarkan ucapan kasar yang sangat Partisan dan penuh kebencian. 

“Saya bekerja dengan cara bipartisan untuk memastikan hubungan AS-Israel dapat bertahan selama beberapa generasi ke depan, didukung oleh perdamaian di Timur Tengah,” terang Schumer, dalam platform sosial media X “Twitter” pada Senin (18/3).

Schumer, yang juga pejabat terpilih Yahudi AS berpangkat tertinggi dan pendukung lama Israel, mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penghalang perdamaian setelah lima bulan perang di Gaza. Hal ini ditentang oleh Netanyahu.

Biden kemudian mengatakan bahwa banyak orang Amerika yang memiliki keprihatinan yang sama dengan Schumer. 

Sedangkan, tim kampanye Trump mendukung pernyataannya. Koalisi Yahudi Partai Republik  juga membela pernyataan tersebut, dengan memposting ulang di platform X.

Juru bicara kampanye Trump, Karoline Leavitt, juga mengatakan bahwa Partai Demokrat telah berubah menjadi komplotan rahasia yang anti-Israel, anti-Semit dan pro-teroris. 

Di lain sisi, Juru bicara RJC, Sam Markstein, mengatakan bahwa ia tidak tahu apa yang dimaksud Trump dengan komentar Trump. Namun, ia berpendapat bahwa sikap Partai Demokrat bermasalah. 

"Sangat membingungkan bagi banyak anggota Partai Republik bahwa dengan adanya hal ini, bagaimana mungkin tidak ada lebih banyak kemarahan di komunitas Yahudi?" terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini