Fintech P2P Samir Ungkap Adanya Tren Pergeseran Peminjam Aktif

Bisnis.com,20 Mar 2024, 15:44 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Platform financial technology peer-to-peer (fintech P2Plending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) mengaku mengalami tren pergeseran peminjam (borrower) aktif dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan data regulator.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan peminjam aktif di wilayah Jawa menyusut 11,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencapai 14,95 juta orang pada Desember 2022 menjadi 13,25 juta pada Desember 2023.

Di sisi lain, peminjam aktif pinjol di luar Jawa merangkak 1,01% yoy dari 4,77 juta peminjam aktif pada Desember 2022 menjadi 4,82 juta orang pada Desember tahun lalu.

CEO Samir Yonathan Gautama mengatakan bahwa komposisi peminjam aktif di Samir pada 2022 dan 2023 adalah sebesar 75% berada di Pulau Jawa. Sedangkan sisanya, yakni sebanyak 25% berada di luar Pulau Jawa.

Namun, Yonathan melihat saat ini terjadi tren pergeseran peminjam aktif ke luar Pulau Jawa. “Kami perhatikan adanya tren pergeseran dengan penurunan jumlah peminjam aktif di wilayah Jawa dan peningkatan di wilayah luar Jawa,” kata Yonathan kepada Bisnis, Rabu (20/3/2024).

Yonathan menjelaskan bahwa penyebab pergeseran peminjam aktif ini dapat berasal dari perubahan preferensi pengguna, regulasi pemerintah, dan strategi perusahaan untuk menjangkau pasar baru.

“Kami akan terus memonitor tren ini dan menyesuaikan strategi kami sesuai kebutuhan untuk menjaga atau jika ke depannya memungkinkan dapat meningkatkan pangsa pasar kami baik di dalam maupun luar Pulau Jawa,” ujarnya.

Per Februari 2024, Yonathan menuturkan bahwa jumlah total peminjam aktif di platform Samir adalah sebanyak 111.912 pengguna.

Yonathan menyampaikan bahwa pinjaman yang disalurkan perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari Desember 2022 hingga Desember 2023, penyaluran Samir meningkat dari Rp30,09 miliar menjadi Rp628,13 miliar.

Untuk tahun ini, Yonathan mengatakan bahwa saat ini Samir masih dalam proses mengevaluasi proyeksi terhadap penyaluran pinjaman pada tahun ini. Pasalnya, dia menjelaskan bahwa proyeksi ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar, kebijakan regulator, serta strategi pengembangan dan pertumbuhan bisnis kami.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kami dan memperluas jangkauan kami, dengan tetap memastikan keberlanjutan dan keseimbangan risiko bagi para pemangku kepentingan kami,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini