Setelah Bukukan Rugi, Pelat Timah (NIKL) Pede Penjualan Naik 19% 2024

Bisnis.com,21 Mar 2024, 17:12 WIB
Penulis: Artha Adventy
Negara penghasil timah

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 19% sepanjang 2024. NIKL meracik sederet strategi guna membalikkan rugi bersih menjadi keuntungan di tahun ini. 

Direktur Utama Pelat Timah Nusantara Jetrinaldi mengatakan NIKL menargetkan penjualan naik 19% sepanjang 2024 dibandingkan dengan tahun lalu. Target ini akan mendongkrak kembali keuntungan NIKL yang pada 2023 anjlok hingga harus merugi. 

“Secara normatif menargetkan naik estimasi volume penjualan 19% dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga memperoleh laba di 2024 ini,” kata Jetrinaldi dalam paparan public insidentil, Kamis (21/3/2024). 

Jetrinaldi mengatakan terdapat dua cara memperbaiki kinerja yaitu meningkatkan pendapatan itu sendiri dan meningkatkan efisiensi biaya baik produksi maupun biaya lainnya. Menurutnya yang dapat dikontrol oleh NIKL efisiensi biaya. 

Selain itu, NIKL juga meminta saran dan dukungan dari pembina industri departemen perindustrian, meskipun Latinusa adalah satu-satunya produsen tinplate, namun pesaing NIKL adalah barang impor. 

“Kita juga minta dukungan pemerintah agar konsumen dalam negeri benar-benar saling membantu, masalah demand ini bukan hanya terjadi di kita, tapi industri hilir,” kata dia. 

Guna dapat mendongkrak kinerja tersebut, NIKL juga menganggarkan belanja modal sebesar US$2,2 juta. Capex ini akan digunakan untuk investasi pelengkap pabrik agar kapasitas produksi tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya. 

Hingga saat ini, NIKL memiliki kapasitas sebesar 160.000 metrik ton per tahun dengan market share di atas 60%. 

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini