Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum milik crazy rich Chairul Tanjung, PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) menyebutkan menyiapkan strategi mitigasi dalam penerimaan premi pada tahun ini.
Chief Technical Officer Mega Insurance Indrajaya Wardhana mengatakan langkah tersebut merupakan langkah mengelola bisnis yang memiliki risiko tinggi.
“Kami melihat istilahnya mitigasi ya, kami mencoba mengurangi akun-akun yang berpotensi memiliki klaim yang besar seperti pabrik kayu kami kurangi, tekstil [juga]. Jadi yang risikonya cukup tinggi kami kurangi,” kata Indra ditemui usai Media Gathering Mega Insurance di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Terlebih, Indra bilang, perseroan tahun ini lebih fokus terhadap profit dibandingkan premi kotor (gross premium). Dengan demikian, perusahaan memilih untuk menyeleksi kualitas risikonya.
“Jadi akun-akun yang enggak terlalu bagus, gampang terbakar dan gampang hilang kami coba kurangi atau bahkan kita hilangkan. Lebih pilih-pilih sekarang,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, untuk mendukung bisnis perseroan juga memperbanyak partner bisnis di luar pasar captive CT Corp. Termasuk menjalin kerja sama dengan dealer-dealer baru hingga perusahaan leasing untuk asuransi kendaraan.
Adapun asuransi kendaraan berkontribusi paling besar untuk Mega Insurance sekitar 36%. Sementara posisi kedua dan ketiga ada properti dan health.
Untuk asuransi kredit sendiri, Mega Insurance tak terlalu bermain banyak. Alih-alih memberikan, asuransi kredit jiwa, Mega Insurance menberikan perlindungan bagi propertinya saja untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
“Kalau rumahnya kan akan tetap ada bagaimana pun, itu bisa 15 tahun,” kata Indra.
Dalam laporan keuangan konvensional per Desember 2023, Mega Insurance mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp106 miliar. Angka tersebut meningkat 38,4% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan Desember 2022 yakni Rp76,7 miliar.
Hasil investasi yang diperoleh Mega Insurance mencapai Rp52,6 miliar, atau naik 105% yoy dibandingkan pada Desember 2022. Sementara jumlah investasinya mencapai Rp758 miliar atau naik 21,6% yoy dari Rp623 miliar pada Desember 2022.
Mega Insurance mencatatkan jumlah pendapatan premi sebanyak Rp1,65 triliun per Desember 2023. Angka tersebut meningkat 78,3% yoy apabila dibandingkan dengan premi Rp927 miliar pada Desember 2022. Sementara jumlah ekuitas perseroan mencapai Rp630 miliar atau naik 25,2% yoy dibandingkan Rp503 miliar pada Desember 2022.
Sementara liabilitas yang ditanggung yakni Rp1,17 triliun, naik 38,6% yoy dibandingkan Rp845 miliar. Jumlah aset mencapai Rp1,8 triliun atau naik 33,5% yoy dari Rp1,35 triliun pada Desember 2022.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari Risk Based Capital (RBC) perseroan mencapai 219,66% atau turun dari sebelumnya 306,60%. Namun, angka tersebut masih berada di atas threshold Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.
Adapun, dikutip dari situs resminya, konglomerat Chairul Tanjung memiliki saham Mega Insurance melalui PT Mega Corpora sebesar 99,99999957% dan PT Para Rekan Investama sebesar 0,00000043%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel