Banjir Surut, Kota Semarang Fokus Perbaikan dan Rekonstruksi

Bisnis.com,22 Mar 2024, 21:24 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi-Suasana Stasiun Tawang yang kebanjiran, Selasa (23/2/2021). Ketinggian genangan mencapai 40 sentimenter hingga 75 sentimeter, tersebar di beberapa area stasiun./KAI

Bisnis.com, SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memberikan kabar terbaru bahwa seluruh banjir di Kota Semarang telah surut.

Saat ini, dia mengatakan bahwa pihaknya sedang fokus kepada penanganan pasca banjir, seperti perbaikan dan rekonstruksi di beberapa titik yang terdampak.

“Pasca banjir ini kan harus dilakukan perbaikan. Satu, pastinya rumah. Yang beberapa hari terendam itu kan pasti ada yang rusak-rusak. Kemarin dari BNPB kan bisa diajukan rehabilitasi dan rekonstrukti. Kedua, terkait jalan, atau talut,” katanya di Lobby Kantor Walikota Semarang pada Jumat (22/3/2024).

Ita mengatakan bahwa pihaknya telah membuat sistem untuk mendata wilayah-wilayah dan fasilitas seperti jalan dan sekolah yang memerlukan rekonstruksi, sehingga nantinya bisa sekaligus ditangani tanpa ada yang terlewat. “Ya, itu tadi saya minta semua, tidak bisa satu-satu.

Nanti lurah, camat, bisa memasukkan ke sistem, karena kalau by WA bisa terlewat. Ini penting, kemarin kan ada 40 SD yang tenggelam, jalan rusak, rumah roboh, nanti lalu saya minta dibuat SOP,” tambahnya.

Selain itu, Ita juga mengatakan bahwa dia telah memerintahkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Semarang untuk memfasilitasi masyarakat bisa mengurus dokumen-dokumen yang rusak akibat terkena banjir.

“Dan yang ketiga, tentunya banyak masalah terkait yang menyangkut ijazah basah dan lain-lain. Dispendukcapil sudah saya perintahkan untuk membuka pelayanan jemput bola seperti yang lalu-lalu,” ungkap Ita.Untuk pelayanan kesehatan, Ita mengatakan, menurut update dari Dinas Kesehatan Kota Semarang hanya tinggal satu yang membutuhkan perawatan. Sisanya, sudah pulih kembali.

“Untuk pelayanan kesehatan, sekarang laporan DKK kemarin hanya tinggal satu yang membutuhkan. Kebanyakan kan terkena penyakit kulit karena terendam kakinya, dan sebagainya. Kalau yang lainnya inshaallah pulih sudah normal kembali,” jelasnya.Terakhir, Ita masih berharap bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk tidak diberhentikan, sehingga pihak-pihak terkait bisa berjaga-jaga dalam menangani cuaca ekstrem di kemudian hari.

“Jadi ketika ada hujan yang melebihi, dari aplikasi BMKG ini kan bisa diketahui bahwa akan ada cuaca ekstrem, ramalan, mohon TMC-nya masih jalan. Nah, ini butuh sinergi dari teman-teman juga untuk titen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini