Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) meraup laba bersih Rp72,36 miliar pada 2023, naik 354,74% (year-on-year/yoy) dari periode sebelumnya Rp15,91 miliar pada 2022.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba Bank Jago didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp1,57 triliun, tumbuh 15,7% yoy dari sebelumnya Rp1,35 triliun.
Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga naik 39,66% yoy menjadi Rp19,33 miliar dibanding sebelumnya Rp13,84 miliar ada 2022.
Lalu, pendapatan lainnya tumbuh 176,85% menjadi Rp177,7 miliar dari sebelumnya Rp64,19 miliar pada 2022
Tak hanya itu, Bank Jago juga telah menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 336 basis poin (bps) menjadi 95,83% pada 2023 dari 99,19% pada 2022. Makin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Tercatat rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) berada di level 9,45% dari sebelumnya 10,45% pada 2022
Rasio profitabilitas bank pun membaik. Tercatat, rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) Bank Jago naik 81 bps menjadi 1,02% dari level 0,21%. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank juga naik 35 bps menjadi 0,49% dari sebelumnya 0,14%
Pada penyaluran kredit, Bank Jago juga mencatatkan pertumbuhan. Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp13 triliun atau meningkat 38% dari akhir 2022 yang sebesar Rp9,4 triliun.
Alhasil, hingga akhir 2023 Bank Jago berhasil membukukan aset Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp17 triliun.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berada di level 0,84% pada 2023, turun 98 bps dari sebelumnya 1,82% pada 2023. NPL net juga susut 50 bps menjadi 0,05% dari sebelumnya 0,55% pada 2022
Kemudian, dari segi pendanaan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp12,1 triliun atau tumbuh 46% dibandingkan dengan perolehan pada akhir 2022 yang sebesar Rp8,3 triliun.
Lebih dari 65% DPK berasal dari current account and savings account (CASA) atau yang mencapai Rp7,9 triliun sedangkan 34,7% atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 62%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Pada akhir 2023 jumlah nasabah Bank Jago mencapai 10,2 juta nasabah, termasuk 8,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 3 juta nasabah, dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang sebanyak 5,1 juta nasabah.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan pertumbuhan nasabah Bank Jago tidak terlepas dari konsistensi inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital.
Kata Arief, sejak awal Bank Jago konsisten mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital sebagai unique value proposition perseroan.
“Kolaborasi dengan mitra strategis kami, termasuk ekosistem GoTo, menjadi pintu masuk nasabah untuk mengakses produk dan layanan perbankan Jago,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel