PBB: Satu-satunya Cara Efektif Kirimkan Bantuan ke Gaza adalah Jalur Darat

Bisnis.com,25 Mar 2024, 03:31 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Asap mengepul di Gaza, terlihat dari Israel selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, 16 November 2023. - REUTERS/Alexander Ermochenko

Bisnis.com, JAKARTA — Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa satu-satunya cara yang efektif dan efisien untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina adalah melalui jalur darat. Namun, Israel selalu menghambat proses itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen PBB António Manuel de Oliveira Guterres usai pertemuannya dengan Presiden dan Menteri Luar Negeri Mesir di Kairo, Minggu (24/3/2024) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, mereka membahas perang di Gaza dan dampaknya bagi dunia.

Meskipun Gaza telah hancur akibat serangan Israel sejak lama, terutama ketika ketegangan semakin meningkat setelah Oktober 2023, sumbangan bantuan kemanusiaan ternyata sulit masuk ke sana. Banyak bantuan yang menumpuk di Sinai Utara, Mesir.

Para pejabat PBB menuduh bahwa Israel menghambat penyaluran bantuan tersebut. Hal itu dibantah oleh pihak Israel.

Guterres menyatakan bahwa Israel harus menghilangkan berbagai blokade agar penyaluran bantuan kemanusiaan bagi para penduduk Gaza bisa berjalan. Pasalnya, jalur darat menjadi paling efektif untuk membawa masuk bantuan tersebut.

"Satu-satunya cara yang efisien dan efektif untuk memindahkan barang-barang berat adalah melalui jalan darat. Hal ini memerlukan peningkatan barang-barang konsumsi secara eksponensial," ujar Guterres pada Minggu (24/3/2024), dilansir dari Reuters.

Guterres mengatakan bahwa PBB bekerja keras untuk mempertahankan pendanaan bagi badan pengungsi Palestina, The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), yang disebutnya sebagai tulang punggung bantuan kemanusiaan di Gaza.

Guterres menyebut bahwa agresi Israel di sana menjadi serangan terhadap martabat manusia Palestina, juga menciptakan krisis kredibilitas bagi komunitas internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini