Wall Street Melemah jelang Data Inflasi AS

Bisnis.com,27 Mar 2024, 05:21 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (26/3/2024) seiring dengan aksi profit taking setelah rekor beberapa waktu lalu. Investor juga akan memantau data inflasi Amerika Serikat pekan ini sebagai sinya kebijakan suku bunga The Fed.

Nasdaq Composite (IXIC) yang sarat saham teknologi turun 0,42%. S&P 500 (GSPC) merosot 0,28%, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun sekitar 0,08%.

Pada hari Selasa, pasar berfokus ke data ekonomi. Pesanan barang tahan lama pulih selama bulan Februari, naik 1,4% bulan lalu di tengah peningkatan pesanan peralatan transportasi dan mesin, menurut Biro Sensus Departemen Perdagangan.

Dalam berita ekonomi lainnya, Indeks Harga Rumah Nasional S&P CoreLogic Case-Shiller naik 6% pada bulan Januari dibandingkan tahun lalu, naik dari kenaikan 5,6% pada bulan Desember. Peningkatan tahunan pada bulan Januari merupakan yang tertinggi sejak tahun 2022.

Sementara itu, data baru mengenai kepercayaan konsumen AS menunjukkan konsumen merasa kurang percaya diri terhadap kondisi perekonomian AS di masa depan.

Menurut data baru yang dirilis Selasa pagi, Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board untuk bulan Maret berada pada angka 104,7, sedikit berubah dari revisi 104,8 pada bulan Februari.

Namun, "Indeks Ekspektasi", yang melacak prospek jangka pendek konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja, turun menjadi 73,8 pada bulan Maret dari 76,3 pada bulan lalu. Secara historis, angka di bawah 80 dalam kategori tersebut menandakan resesi di tahun mendatang.

Seluruh data minggu ini menjadi pembuka untuk acara utama pada hari Jumat, ketika pemerintah akan merilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, atau dikenal sebagai PCE. Hal ini berisi pandangan yang disukai Federal Reserve terhadap laju inflasi, dalam bentuk pertumbuhan PCE "inti".

Dalam berita perusahaan, perusahaan media sosial mantan Presiden Donald Trump memulai debutnya di Wall Street setelah merger dengan Digital World Acquisition Corp. Saham Trump Media & Technology Group Corp. (DJT), yang telah meningkat lebih dari 50% di awal sesi, berakhir hari itu naik 16%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini