Curhat Kemenkeu Tantangan Undang Investor ke Indonesia, Perkara SDM Hingga Regulasi

Bisnis.com,27 Mar 2024, 05:49 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Ilustrasi lobi dengan investor di kawasan SCBD Jakarta./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Kementerian Keuangan menuturkan bahwa regulasi memang masih menjadi kendala utama dalam menarik investor untuk menempatkan dananya di Tanah Air. Persoalan lainnya yakni ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Kementerian Keuangan Abdurohman. Menurutnya, dua sisi domain pemerintah ini menjadi catatan untuk ditingkatkan.

“Secara umum, memang dari sisi sistem regulasi kita memang perlu banyak improvement. Saya kira ini menjadi salah satu kendala terbesar dari attractiveness dari investasi kita di negeri ini,” jelasnya dalam Indonesia Economic & Business Outlook 2024 pada Selasa (26/3/2024). 

Selain itu, berdasarkan pengalaman diskusi di lapangan dengan pelaku usaha, terutama untuk teknologi tinggi untuk semikonduktor, persoalan mengenai sumber daya manusia (SDM) juga dinilai sebagai hal yang krusial. 

Lanjutnya, disaat pihaknya bertemu dengan satu-satunya pabrikan semikonduktor di batam, kendala terbesar yang mereka hadapi adalah kurangnya ketersediaan talent di Indonesia. 

Adapun, dikatakan bahwa jika ingin merekrut engineer yang memiliki kemampuan di bidang semikonduktor di Indonesia, maka perlunya dilakukan training selama enam bulan. 

“Hal ini berbeda jika dibandingkan negara lain seperti Filipina dan Malaysia, yang dapat langsung bekerja keesokan harinya setelah melakukan tahap interview, lanjutnya

Sebelumnya, Abdurohman menjelaskan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari modal, tenaga kerja dan produktivitas. Agar pertumbuhan Indonesia dapat meningkat, maka diperlukan juga peningkatan pada investasi dan produktivitas. 

Lebih rinci, modal adalah sumber utama dalam pertumbuhan. Menimbang sumber domestik yang terbatas, maka diperlukan Foreign Direct Investment (FDI) yang lebih tinggi. Kemudian, ketersediaan tenaga kerja dipaparkan masih memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun bonus demografi akan terus menurun dan perlunya perbaikan kualitas SDM. 

Berikutnya, dalam produktivitas, dipaparkan untuk perlunya perbaikan regulasi dan efisiensi birokrasi, perbaikan infrastruktur, hilirisasi dan transformasi hijau. “Kalau kita  mau dorong pertumbuhan sampai ke 6%, artinya kita harus invite RDI untuk dorong kontribusi dari kapital. Dari sisi labor saya kira kontribusinya tidak akan jauh berbeda, mungkin yang bisa didorong lagi adalah productivity, ini juga terkait dengan kualitas distribusi kita, regulasi, ini saya kira sangat menentukan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini