Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo mencatatkan laba bersih Rp77,91 miliar pada 2023, meningkat 48,4% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp52,5 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank MNC sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 6,03% yoy menjadi Rp630,88 miliar.
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga susut 29,43% yoy menjadi Rp59,23 miliar.
Efisiensi bank juga memburuk. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank MNC membengkak dari 88,16% pada 2022 menjadi 92,73% pada 2023. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Akan tetapi, melesatnya laba bersih bank terdorong oleh beban pajak tangguhan yang susut dari Rp101,55 miliar pada 2022 menjadi hanya Rp13,67 miliar pada 2023.
Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment emiten bank berkode BABP ini pun susut dari Rp113,81 miliar menjadi Rp96,56 miliar.
Sementara bank mencatatkan keuntungan dari penjualan aset keuangan yang naik 261,07% yoy menjadi Rp15,88 miliar pada 2023.
Dari sisi intermediasi, Bank MNC telah menyalurkan kredit Rp10,25 triliun pada 2023, hanya tumbuh 0,52% yoy. Aset bank naik 7,63% yoy menjadi Rp18,14 triliun pada 2023.
Lalu, kualitas aset bank memburuk, di mana rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross membengkak dari 3,53% pada 2022 menjadi 3,96% pada 2023. NPL nett juga naik dari 2,21% ke level 2,63%.
Dari sisi pendanaan, Bank MNC telah meraup dana pihak ketiga Rp13,4 triliun pada 2023, naik 1,88% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel