Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah bank perekonomian rakyat (BPR) kian menyusut pada 2023. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bank bangkrut hingga merger.
Berdasarkan data Distribusi Simpanan BPR yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah BPR pada Desember 2023 mencapai 1.575 bank, terdiri dari 1.402 BPR konvensional dan 173 BPR syariah.
Jumlah tersebut telah susut dibandingkan dengan jumlah BPR pada Desember 2022 sebanyak 1.608 bank, terdiri dari 1.441 BPR konvensional dan 167 BPR syariah. Artinya terdapat penurunan sebanyak 33 BPR dalam setahun menurut catatan LPS.
"Jumlah BPR peserta penjaminan mengalami tren penurunan," tulis LPS dalam laporannya dikutip Bisnis pada Jumat (29/3/2024).
LPS mencatat, mengacu pelaporan bank yang diterima LPS sepanjang 2023, penyusutan jumlah BPR itu terjadi seiring dengan banyaknya jumlah bank gagal yang dicabut izin usahanya hingga bank yang merger.
Pada 2023, terdapat deretan bank bangkrut yang kemudian dicabut izinnya oleh OJK, yakni PT BPR Bagong Inti Marga, PT BPR Karya Remaja Indramayu, PT BPR Indotama UKM Sulawesi, dan PT BPR Persada Guna. Sementara, terdapat satu bank yang menjalankan self liquidation adalah PT BPR Berlian Global Aceh.
Lalu, terdapat pula deretan bank yang menjalankan merger. Pada paruh kedua 2023 misalnya ada PT BPR Dharma Pejuang Empatlima bergabung dengan PT BPR Sago Luhak Limapuluh atau PT BPR Bima Abdi Swadaya yang bergabung ke dalam PPT BPR Segara Anak Kencana. Total, sepanjang 2023 terdapat 30 BPR yang menjalankan merger.
Tren Bank Bangkrut dan Merger 2024
Pada tahun ini, LPS pun memproyeksikan masih banyak bank yang bangkrut di Indonesia. Sepanjang tahun berjalan, sudah ada 7 bank bangkrut di Indonesia. Padahal, 2024 baru berjalan 3 bulan. Kesemua bank bangkrut merupakan BPR.
Terbaru, PT BPR Aceh Utara bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelum BPR Aceh Utara, OJK juga telah mencabut izin usaha PT BPR EDCCASH, Perumda BPR Bank Purworejo, PT BPR Bank Pasar Bhakti, PT BPR Usaha Madani Karya Mulia, BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda), dan Koperasi BPR Wijaya Kusuma sepanjang tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan setelah terdapat 7 bank bangkrut, akan ada 5 bank lagi yang bangkrut tahun ini.
"Anggaran kita juga kan 12 [bank bangkrut] ya. Jadi kita 5 [bank bangkrut] lagi mungkin. Tapi mudah-mudahan enggak sebanyak itu. Harusnya sih anggaran kita cukup dan tunggu dari OJK berapa [bank bangkrut] yang dikasih ke kita," ujarnya setelah rapat kerja LPS dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (26/3/2024).
Meski begitu, proyeksinya itu tergantung pada perkembangan yang ada. "Bisa lebih, bisa kurang. Kita tunggu perkembangan yang ada," tuturnya.
Sementara itu, untuk merger, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memperkirakan tahun ini masih akan ramai BPR yang menjalankan merger. "BPR akan ada yang merger. Akan ada cukup lumayan banyak," tuturnya.
OJK pun menurutnya akan terus mendorong BPR untuk berkonsolidasi, seperti dengan merger. Tujuan dari konsolidasi itu adalah agar BPR semakin sedikit dan efisien, sehingga BPR yang beroperasi hanya BPR-BPR yang berkualitas.
Dari 1.600 penyelenggara BPR saat ini, kemudian akan dikurangi menjadi hanya sekitar 1.000 untuk melayani nasabah di seluruh Indonesia.
"Kami upayakan dengan konsolidasi. Di satu lokasi itu persaingannya akan sehat. Ada indikator-indikator yang kita pakai supaya [BPR] cukup segini saja jumlahnya," ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel